SERAYUNEWS – Di balik pelantikan yang berlangsung khidmat pada Minggu, 4 Mei 2025, ada semangat yang menyala dalam dada para perempuan alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Purbalingga.
Mereka bukan sekadar hadir untuk menjalankan organisasi, namun datang dengan visi—menjadi penggerak perubahan sosial yang nyata.
Riris Eka Setiani, nama yang kini memimpin Forum Alumni HMI-Wati (FORHATI) Purbalingga sebagai presidium, memegang peran sentral dalam pergerakan itu.
Perempuan yang dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan dakwah ini, menyebut pelantikan sebagai momen penuh tanggung jawab.
“Secara pribadi dan organisasi, pelantikan ini mengandung amanah yang besar. Bagaimana kami bisa memberikan manfaat yang lebih luas dan kontribusi yang nyata bagi umat, bangsa, dan negara demi terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT,” ujar Riris usai pelantikan.
Di tengah geliat pembangunan Purbalingga yang kian bergerak, Riris dan FORHATI melihat celah penting untuk masuk dan berperan.
Bukan sebagai pelengkap, tapi sebagai penentu arah perubahan—terutama bagi perempuan.
“Kami akan berupaya memberikan peran dalam pembangunan sosial di Purbalingga melalui program-program dan kegiatan yang berhubungan langsung dengan kepentingan masyarakat, terutama pemberdayaan perempuan untuk mendorong perempuan yang mandiri dan berdaya saing,” katanya.
FORHATI, dalam kepemimpinan Riris, tak hendak berhenti pada wacana. Program-program prioritas telah dirancang dengan matang.
Penguatan kapasitas perempuan alumni HMI-Wati menjadi fokus utama, disusul dengan pelatihan kepemimpinan, edukasi politik, hingga pemberdayaan UMKM.
“Pengembangan kapasitas menjadi titik mula. Kami ingin anggota dan alumni perempuan bisa tumbuh tidak hanya sebagai pendamping, tapi juga pemimpin di ruang-ruang publik,” ujar Riris.
Dengan latar belakang jaringan alumni HMI yang solid dan luas, FORHATI Purbalingga ingin menjangkau lebih banyak pihak untuk bersinergi.
Baik itu lembaga pemerintah, organisasi non-pemerintah, hingga komunitas akar rumput. Semua dimaksudkan untuk memastikan program benar-benar tepat sasaran.
Riris menjelaskan bahwa FORHATI juga akan aktif dalam memperjuangkan keterlibatan perempuan dalam politik, dengan mendorong partisipasi mereka dalam pemilu dan proses pengambilan keputusan.
Dalam jangka menengah, FORHATI juga menargetkan penguatan jaringan lintas sektor sebagai cara untuk memperbesar pengaruh dan dampak sosial. Semua dijalankan dengan semangat kebermanfaatan dan ukhuwah.
Sebagai seorang aktivis perempuan dan pemimpin organisasi, Riris tak lupa menitipkan pesan kepada para kader HMI-Wati dan alumni perempuan di Purbalingga.
“Senantiasa berupaya meningkatkan kapasitas dan kemampuan diri dalam bidang-bidang yang digeluti untuk memberikan kontribusi yang nyata bagi umat, bangsa, dan negara,” tuturnya.
Ia percaya bahwa setiap perempuan memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan—asal diberi ruang dan dukungan yang cukup.
Pelantikan FORHATI Purbalingga kali ini terasa istimewa karena diiringi dengan pengukuhan Bupati Purbalingga, Fahmi Muhammad Hanif, sebagai anggota kehormatan Majelis Daerah KAHMI.
Momen ini diharapkan menjadi awal sinergi antara alumni HMI dan pemerintah daerah dalam menggerakkan program-program sosial ke depan.
Dengan formasi baru, FORHATI Purbalingga melangkah. Mereka membawa harapan, membangun dari bawah, menyentuh langsung masyarakat.
Kemudian, terus meyakini bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah-langkah kecil di daerah. Dan bagi Riris Eka Setiani, ini bukan sekadar jabatan. Ini adalah jalan perjuangan.***