SERAYUNEWS – Setiap pagi, Minah sudah bersiap dengan celemek, sepatu bot, sarung tangan, dan masker. Ia adalah salah satu pejuang lingkungan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sumpiuh, Banyumas. Sejak pukul 07.00 WIB, Minah dan rekan-rekannya mulai memilah tumpukan sampah rumah tangga yang datang dari tiga kecamatan di wilayah tersebut.
Sampah-sampah yang datang bercampur, mulai dari sisa makanan, botol, pakaian bekas, hingga popok bayi. Tak mudah menghadapi bau menyengat setiap hari. Namun, Minah tetap semangat menjalani pekerjaannya. “Kalau perempuan biasanya bertugas di mesin konveyor untuk memilah. Yang laki-laki ada yang angkut sampah dari rumah, ada juga yang ngurus pirolisis dan maggot,” ujarnya, Jumat (2/5/2025).
Saat ini, TPST Sumpiuh melayani 1.279 rumah tangga dan mengolah sekitar 30 kubik atau 7,1 ton sampah per hari. Dari kegiatan ini, 34 orang mendapat pekerjaan, termasuk tujuh perempuan yang sebelumnya merupakan ibu rumah tangga.
Pengolahan sampah di TPST ini terus berkembang. Sampah organik yang dulu hanya menumpuk, kini diurai dengan maggot. Larva ini kemudian diolah menjadi pelet berprotein tinggi, yang dimanfaatkan sebagai pakan ikan lele, ayam, dan bebek. Semua ini bisa terjadi berkat dukungan dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Fuel Terminal Maos, Pertamina Patra Niaga.
“Sekarang sudah bisa diolah semua. Sampah organik jadi maggot, lalu diolah jadi pelet. Bahkan, kita juga punya budidaya lele dan unggas sendiri,” kata Minah.
Selain itu, Minah dan teman-temannya juga mendapatkan pelatihan dan kunjungan belajar ke TPST Kedungrandu. Ia merasa senang bisa belajar hal baru, sekaligus istirahat sejenak dari rutinitas yang melelahkan. “Saya senang kerja di sini. Selain bantu ekonomi keluarga, pekerjaan ini ternyata berguna buat lingkungan. Semoga TPST Sumpiuh makin maju dan banyak yang dukung,” ujar dia.
Pertamina Patra Niaga sendiri berkomitmen mendampingi TPST Sumpiuh, baik dari sisi sarana maupun sumber daya manusia. Menurut Taufiq Kurniawan, Area Manager Communication, Relations, dan CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, program ini adalah bagian dari upaya perusahaan mendukung pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
“Kami berharap TPST Sumpiuh bisa jadi contoh bagaimana masyarakat bisa mandiri mengelola sampah dan mendapat manfaat ekonomi sekaligus menjaga lingkungan,” ujar Taufiq.
Ia juga menyebut bahwa program ini mendukung penerapan ESG (Environment, Social, Governance) serta target Sustainable Development Goals (SDGs), seperti konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab, ketahanan pangan, dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.