Cilacap, serayunews.com
Dilan salah satu pemilik cafe di kota Cilacap mengatakan, semenjak diberlakukannya PPKM Darurat omzet penjualan di tempatnya menurun drastis. Biasanya dalam sehari mencapai Rp 300 hingga Rp 500 ribu. Namun kini hanya Rp 100 ribu saja. Padahal dirinya sudah menyiasati dengan membuka outlet lebih awal dari biasanya.
“Karena sekarang hanya boleh sampai jam 20.00, akhirnya saya buka lebih awal yaitu jam 10.00. Namun karena saat ini banyak masyarakat yang lebih memilih di rumah karena ada PPKM, sehingga outlet kami sepi pengunjung,” ujarnya, Kamis (8/7/2021).
Sementara, Kepala Bidang Pemasaran dan Ekonomi Kreatif Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Cilacap Erni Suharti mengatakan, sektor kuliner yang paling terdampak dengan adanya PPKM Darurat.
Dia mengatakan, sebelum adanya kebijakan ini, sudah mulai terdapat peningkatan dari sektor ekonomi kreatif tersebut. Terutama di bidang pariwisata, ini dibuktikan dengan banyaknya tempat kongkow atau cafe di sejumlah pantai pesisir Cilacap yang viral. Sehingga dapat menyedot pengunjung dari berbagai daerah, sehingga dapat meningkatkan gairah perekonomian di tempat tersebut.
“Wisatawan sudah mulai ramai sebetulnya, cafe bertema Bali misalnya, juga sudah banyak pengunjungnya. Belum lagi yang dipinggiran kota, ada pesona serayu ataupun tempat nongkrong unik lain,” ujarnya.
Erni pun berharap, agar masyarakat dapat menerapkan PPKM Darurat ini secara serius. Karena dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi, terutama ekonomi kreatif memerlukan waktu yang tidak sebentar. Terlebih PAD pariwisata Cilacap saat ini hanya ditargerkan Rp 350 juta saja. Padahal dua tahun lalu targetnya mencapai Rp 2 miliar.
“Faktornya memang karena tiga tempat wisata andalan seperti Pantai Teluk Penyu, Benteng Pendem dan Pantai Widarapayung tidak lagi dikelola Pemda serta adanya pandemi ini. Sehingga semua harus berkomitmen untuk melaksanakan PPKM Darurat ini, agar kasus Covid bisa ditekan dan ekonomi kembali pulih,” jelasnya.
Terpisah, Ketua HIPMI Cilacap Husni Bawazir mengatakan, sektor yang paling terpukul saat ini adalah pariwisata dan kuliner, lantaran adanya kebijakan pemerintah untuk menutup tempat wisata dan pembatasan jam operasional. Sehingga berpengaruh langsung terhadap pendapatan para pelaku usaha yang menggantungkan hidupnya pada sektor ekonomi kreatif.
“Namun ada juga yang memilih untuk berjualan keliling ataupun berjualan di luar tempat wisata. Sedangkan untuk bidang makanan kering saat ini lebih digencarkan melalui pemasaran online,” ujarnya.
Baca juga Perhatian! Perusahaan di Cilacap Diawasi Ketat Selama PPKM Darurat, Melanggar Bisa Disanksi