SERAYUNEWS – India melancarkan serangan ke wilayah Pakistan pada Rabu, 7 Mei 2025. Operasi militer ini secara khusus menargetkan area di wilayah Kashmir yang saat ini berada di bawah kendali Pakistan.
Dalam serangan tersebut, India mengklaim telah menghantam sembilan lokasi yang diduga sebagai infrastruktur kelompok teroris di wilayah Pakistan.
Namun, pihak Pakistan menyampaikan bahwa serangan tersebut justru menewaskan sejumlah warga sipil yang tidak bersalah.
Selain itu, Pakistan juga menyatakan telah berhasil menangkis beberapa serangan rudal dan menembak jatuh lima jet tempur milik India.
Konflik terbaru ini dipicu oleh peristiwa berdarah yang terjadi pada 23 April 2025 di kota Pahalgam. Kota ini terletak di kawasan Pegunungan Himalaya dan merupakan bagian dari wilayah Kashmir yang dikuasai oleh India.
Serangan tersebut menewaskan 26 orang dan melukai 17 lainnya. Saat ini, pihak kepolisian India masih terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap siapa pelaku utama di balik aksi teror ini.
Pada awalnya, kelompok teroris Lashkar-e-Taiba sempat mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, beberapa waktu kemudian, kelompok tersebut membantah keterlibatan mereka.
India telah mengidentifikasi sejumlah tersangka yang diduga terlibat, dua di antaranya merupakan warga negara Pakistan. Meski begitu, hingga saat ini identitas para tersangka belum diumumkan secara resmi oleh pemerintah India.
Konflik antara India dan Pakistan bukan hal baru. Kedua negara dulunya merupakan bagian dari wilayah yang sama sebelum akhirnya terpecah menjadi dua negara: India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, dan Pakistan yang sebagian besar berpenduduk Muslim.
Kawasan Kashmir menjadi wilayah paling diperebutkan oleh kedua negara. Meskipun mayoritas penduduknya beragama Islam, penguasa Kashmir pada saat itu justru lebih memilih bergabung dengan India.
Sikap tidak tegas dari penguasa Kashmir inilah yang kemudian memicu perseteruan antara India dan Pakistan yang berujung pada perebutan wilayah.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya turun tangan dan memutuskan untuk membagi wilayah Kashmir menjadi dua bagian: satu dikuasai India, dan satu lagi dikuasai Pakistan.
Baik India maupun Pakistan adalah negara Asia yang memiliki kekuatan nuklir yang tidak bisa diremehkan. Oleh karena itu, konflik bersenjata antara kedua negara ini bisa berdampak serius terhadap stabilitas kawasan, bahkan dunia.
Ketegangan semakin meningkat setelah insiden di Pahalgam. Pada 23 April 2025, India memutuskan untuk menangguhkan Perjanjian Perairan Indus (Indus Waters Treaty/IWT), sebuah langkah yang bisa berdampak besar terhadap pasokan air di wilayah Pakistan.
Tak hanya itu, India juga menutup perbatasan darat dengan Pakistan. Pemerintah India memberikan tenggat waktu kepada sejumlah warga negara Pakistan yang tinggal di wilayah India untuk segera meninggalkan negara tersebut.
Sebagai respons, Pakistan melakukan langkah serupa. Pada 24 April 2025, pemerintah Pakistan menangguhkan beberapa perjanjian bilateral, termasuk Perjanjian Simla tahun 1972.
Perjanjian tersebut sebelumnya menjadi dasar hubungan damai setelah perang yang menyebabkan terbentuknya negara Bangladesh.
Pemerintah Pakistan menyatakan kemarahannya terhadap tindakan India terkait perjanjian air. Mereka memperingatkan bahwa gangguan terhadap pasokan air akan dianggap sebagai “tindakan perang”.***