SERAYUNEWS – Vatikan secara resmi mengumumkan pada Senin bahwa konklaf, proses pemilihan Paus baru—akan dimulai pada 7 Mei 2025.
Para kardinal dari seluruh dunia akan berkumpul untuk mengikuti proses pemilihan yang sakral dan penuh tradisi ini.
Konklaf akan digelar di Kapel Sistina, tempat bersejarah yang selalu menjadi lokasi pemilihan pemimpin tertinggi Gereja Katolik. Sekitar 135 kardinal dijadwalkan hadir dalam pemungutan suara ini.
Pemilihan Paus kali ini dilakukan setelah wafatnya Paus Fransiskus pada Senin Paskah, 21 April. Beliau telah dimakamkan pada Sabtu, 26 April lalu.
Konklaf kali ini akan memilih penerus beliau untuk memimpin Gereja Katolik di tengah tantangan zaman modern.
Konklaf adalah proses yang sangat tertutup dan penuh simbolisme. Para kardinal tidak diperbolehkan berkomunikasi dengan dunia luar selama proses berlangsung.
Pada hari pertama, hanya akan dilakukan satu kali pemungutan suara. Hari-hari berikutnya akan diisi dengan maksimal empat putaran suara per hari.
Untuk terpilih menjadi Paus, seorang calon harus mendapatkan dua pertiga suara dari total kardinal yang hadir. Jika hingga hari ketiga belum ada hasil, konklaf akan dihentikan sementara untuk memberikan waktu refleksi dan doa bersama.
Setiap suara ditulis pada kartu dengan frasa Latin: “Eligo in Summum Pontificem”, yang berarti “Saya memilih sebagai Paus Tertinggi”, diikuti nama kandidat yang dipilih.
Hasil pemilihan disampaikan kepada dunia melalui cerobong asap di atap Kapel Sistina. Jika muncul asap hitam, artinya belum ada keputusan. Sebaliknya, asap putih menandakan bahwa seorang Paus baru telah terpilih.
Sesuai aturan Gereja Katolik, hanya kardinal yang berusia di bawah 80 tahun yang memiliki hak suara dalam konklaf. Dari total 135 kardinal yang memenuhi syarat, setidaknya satu tidak dapat hadir.
Kardinal Antonio Cañizares Llovera, mantan Uskup Agung Valencia (2014–2022), menyatakan tidak bisa hadir karena masalah kesehatan.
Sampai artikel ini ditulis, belum dapat dipastikan berapa banyak kardinal yang benar-benar akan hadir saat konklaf dimulai. Namun, juru bicara Vatikan, Matteo Bruni, menyampaikan bahwa lebih dari 180 kardinal telah tiba di Roma dan mengikuti pertemuan pagi.
Dari jumlah tersebut, lebih dari 100 kardinal merupakan kardinal elektor yang memiliki hak suara.
Pemilihan ini bukan hanya soal menentukan siapa yang akan duduk di Takhta Suci. Dunia juga menantikan arah baru yang akan dibawa oleh Paus selanjutnya, termasuk pandangan beliau terhadap isu-isu global seperti perdamaian, perubahan iklim, dan inklusi sosial.
Konklaf ini adalah momen penting, bukan hanya untuk umat Katolik, tetapi juga bagi dunia yang lebih luas. Pemilihan ini akan menjadi sorotan internasional karena menyangkut masa depan salah satu institusi keagamaan terbesar di dunia.***