SERAYUNEWS – Budaya Melayu memandang kepemimpinan bukan sekadar jabatan, tetapi sebagai amanah yang sarat nilai moral.
Di Riau, etika kepemimpinan ini diajarkan dalam pelajaran Budaya Melayu Riau (BMR) pada jenjang SMA/SMK/MA, khususnya di Bab 10 kelas 10.
Dalam pandangan orang Melayu, pemimpin adalah sosok yang dihargai karena adab dan keadilannya.
Ungkapan seperti “didahulukan selangkah, ditinggikan seranting, dan dilebihkan sebenang” menjelaskan bahwa pemimpin mendapat tempat khusus karena kemuliaan akhlaknya, bukan karena kekuasaan semata.
Pemimpin dalam tradisi Melayu juga disebut sebagai “khadam”, yaitu pelayan masyarakat.
Artinya, tugas utama seorang pemimpin adalah melayani rakyat dengan tulus dan bijaksana, bukan mendominasi atau menguasai.
Etika kepemimpinan Melayu sangat berkaitan erat dengan prinsip-prinsip Islam, seperti amanah (dapat dipercaya), tablig (menyampaikan kebenaran), fathanah (cerdas), dan adil (tidak berat sebelah).
1. Dalam pepatah Melayu, seorang pemimpin hanya didahulukan selangkah, ditinggikan seranting, dan dilebihkan sebenang.
Maksud ungkapan di atas adalah…
a. pemimpin diagungkan
b. pemimpin dipuja
c. pemimpin ditakuti
d. pemimpin dihormati
e. pemimpin dimewahkan
Pembahasan:
Dalam ungkapan berikut menggambarkan kedudukan pemimpin dalam budaya Melayu adalah suatu kemulian:
didahulukan selangkah
dilebihkan sehari
dilebarkan setapak tangan
ditinggikan seranting
dilebihkan sebenang
Ungkapan tersebut bermakna suatu keharusan seseorang dalam mentaati pemimpin. Karenanya, pemimpin harus pula menunjukkan ketaatan atau kepatuhannya pada segala hal yang diatur dalam hukum.
Hal itu akan mendidik orang-orang yang dipimpin untuk menghormati, mentaati, dan mematuhi sepanjang pemimpin tersebut menjalankan kewajibannya dengan baik dan benar.
Bila seseorang yang dipimpin tidak taat pada pemimpin yang benar, kepadanya dikatakan sebagai pendurhaka.
jawaban: d. pemimpin dihormati
2. Pemimpin dalam Melayu berkedudukan sebagai pelayan. Istilah lain untuk menyebutkan pelayan dalam kepemimpinan adalah…
a. kadi
b. khadam
c. khalifah
d. wali
e. amir
Pembahasan:
Pemimpin dalam Melayu berkedudukan sebagai pelayan (khadam). Pemimpin dituntut lebih banyak berbuat untuk khalayak atau tidak mementingkan kesenangan diri sendiri.
Meskipun sebagai pelayan, sesungguhnya pemimpin ditempatkan pada tempat yang mulia. Kemulian akan diperoleh bagi pemimpin yang telah berlaku adil dalam memimpin masyarakatnya.
Jawaban: b. khadam
3. Konsep dasar etika pemimpin dalam budaya Melayu secara umum dapat dibedakan menjadi empat persoalan yang mengacu pada…
a. martabat
b. santun
c. kedudukan
d. malu
e. identitas
Konsep dasar etika pemimpin dalam budaya Melayu secara umum dapat dibedakan menjadi empat persoalan. Kaitan mendasar pemimpin Melayu berkenaan dengan soalan martabat atau tingkat harkat kemanusiaan.
Keempat konsep tersebut yakni, sadar akan martabat diri, mengetahui martabat memimpin, menjaga martabat orang lain, dan mempertahankan martabat wilayah.
Jawaban: a. martabat
4. Martabat diri bagi orang Melayu bukan hanya menyangkut diri sendiri, tetapi juga menyangkut…
a. rumah
b. harta benda
c. keluarga dan kerabat
d. hutan dan tanah
e. pangkat dan kedudukan
Pembahasan:
Martabat diri bagi orang Melayu bukan hanya menyangkut diri sendiri, tetapi juga menyangkut keluarga dan kerabat.
Bila perbuatan yang tidak sesuai dengan adab kebudayaan Melayu dilakukan seorang anak akan menyebabkan rusaknya martabat orang tua.
Bila seorang pemimpin memiliki anak atau istri yang melakukan perbuatan tidak beretika maka pemimpin tersebut dengan sendirinya dianggap tidak dapat menjaga martabat dirinya.
Jawaban: c. keluarga dan kerabat
5. Martabat pemimpin sering dikaitkan dengan…
a. kemampuan memimpin
b. kekuatan dalam memimpin
c. lama kepemimpinan
d. kekayaan pemimpin
e. kehebatan pemimpin
Pembahasan:
Pengetahuan tentang martabat pemimpin, berkenaan dengan knowledge seseorang dalam memahami hakikat kepemimpinan.
Bila menjadi pemimpin, seseorang harus mampu menjadi penyalur aspirasi orang-orang yang dipimpinnya, menjadi pancang kemaslahatan, dan mampu meruntuhkan kebatilan.
Oleh sebab itu, martabat pemimpin sering dikaitkan dengan kemampuannya dalam memimpin.
Bila seorang pemimpin tidak mampu melaksanakan dan menyelesaikan berbagai soalan kehidupan bermasyarakat secara arif dan bijak, maka pada kondisi itu ia dikatakan tiada bermartabat menjadi seorang pemimpin.
Jawaban: a. kemampuan memimpin
6. Cara mendahulukan nasihat dari pada menyalahkan dilakukan pemimpin untuk menjaga…
a. martabat diri
b. martabat pemimpin
c. martabat orang lain
d. kemamampuan memimpin
e. semua salah
Pembahasan:
Pemimpin adalah orang yang mampu menjaga martabat orang lain. Sebut saja dalam kasus kejahatan yang dilakukan seseorang misalnya, penyelesaian yang dilakukan pemimpin harus mampu menjaga nama baik orang yang melakukan kesalahan tersebut.
Tidak merendahkan dan menghukum melebihi kesalahan yang dilakukannya. Pemimpin yang bijak mesti mendahulukan nasihat dari pada menyalahkan.
Jawaban: c. martabat orang lain
7. Dalam ungkapan tunjuk ajar Melayu dikatakan bahwa pemimpin yang sejati adalah pemimpin yang mampu mempertahankan muruah negeri. Berikut yang termasuk dalam muruah negeri, kecuali…
a. sungai
b. hutan
c. laut
d. tanah
e. semua benar
Pembahasan:
Bila kampung tidak memiliki hutan, maka dapat dikatakan bahwa kampung tersebut kehilangan muruah (marwah).
Kepemimpinan Melayu wajib mempertahankan martabat wilayah, termasuk hutan, sungai atau laut, tanah, dan lain sebagainya.
Dalam ungkapan tunjuk ajar Melayu dikatakan bahwa pemimpin yang sejati adalah pemimpin yang mampu mempertahankan muruah negeri:
kalau hendak tahu pemimpin sejati
tengoklah ia memimpin negeri
Jawaban: e. semua benar
8. Syarat menjadi pemimpin dalam budaya Melayu merujuk pada syarat menjadi pemimpin dalam Islam. Syarat dan ketentuan tersebut yakni, kecuali…
a. umur
b. tabliq
c. amanah
d. shidiq
e. fathanah
Pembahasan:
Syarat menjadi pemimpin dalam budaya Melayu merujuk pada syarat menjadi pemimpin dalam Islam. Dalam ungkapan tunjuk ajar Melayu, memilih pemimpin mesti karena tabliq, fathanah, amanah, dan shidiq.
Jawaban: a. umur
9. Sebaliknya, orang yang tidak amanah dianggap ingkar, tak dapat dipercaya, dan tidak bertanggung jawab. Dalam ungkapan dikatakan siapa hidup tidak amanah…
a. hidup dan mati tak sudah
b. hidup celaka matinya susah
c. hidup musibah mati menyalah
d. hidup celaka mati menyalah
e. hidup melarat mati terbuang
Pembahasan:
Orang yang tidak amanah dianggap ingkar, tak dapat dipercaya, dan tidak bertanggung jawab. Orang ini tidak mendapat tempat yang layak dan dijauhi masyarakat.
Dalam ungkapan dikatakan, siapa tidak memegang amanah, tanda dirinya tidak semenggah dan siapa hidup tidak amanah, hidup celaka mati menyalah.
Jawaban: d. hidup celaka mati menyalah
10. Kecerdasan yang dimiliki oleh semua manusia berkaitan dengan pemikiran dan pengalaman. Maka pemimpin dalam Melayu mesti…
a. berpendidikan
b. berjasa
c. berkekuatan
d. berkarya
e. berkuasa
Pembahasan:
Sifat kecerdasan yang dimiliki oleh semua manusia berkaitan dengan pemikiran dan pengalaman (pendidikan). Maka, kepada pemimpin, diharapkan memiliki kecerdasan dan memiliki ilmu yang luas.
Dengan kecerdasan tersebut, pemimpin diharapkan mampu menyelesaikan soalan sosial kemanusiaan secara arif.
Kebijakan yang dibuat berdasarkan pengetahuan tentu jauh lebih baik dibandingkan dengan kebijakan tanpa pengetahuan.
Jawaban: a. berpendidikan
11. Pemimpin harus memiliki sifat tabliq. Yang dimaksud dengan istilah tabliq adalah…
a. keadilan
b. kekuatan
c. kewibawaan
d. kesopanan
e. kekuasaan
Tabliq
Pemimpin adil akan menciptakan rasa nyaman dan aman dalam kehidupan bermasyarakat. Perlakuan pemimpin yang mengutamakan keadilan dalam setiap persoalan kehidupan menjadi tiang tonggak keutuhan bermasyarakat.
Jawaban: a. keadilan
12. Dari ketentuan shidiq, tabliq, fathanah, dan amanah dapat diuraikan menjadi beberapa kategori pemimpin. Berikut adalah kategori pemimpin tersebut, kecuali…
a. pemimpin asin
b. pemimpin alu
c. pemimpin cerdik
d. pemimpin jantan
e. pemimpin asuh
Pembahasan:
Dari keempat syarat menjadi pemimpin di atas, kategori pemimpin dapat dibedakan menjadi 10 macam yaitu:
Jawaban: b. pemimpin alu
13. Mengganti pemimpin dapat dilakukan apabila pemimpin tiada boleh terpijak arang. Makna ungkapan tersebut yakni…
a. melanggar kepatutan atau tak taat hukum
b. merugikan orang lain tanpa menyesal
c. menghitamkan telapak kaki
d. memimpin tiada memiliki kuasa
e. memimpin dengan kekuatan
Pembahasan:
Perilaku melanggar kepatutan dikatakan dalam ungkapan pemimpin tiada boleh terpijak arang.
Pemaknaan arang bagi orang Melayu adalah benda yang tiada akan berubah warna jika dibasuh dengan air limau dan air mawar sekalipun.
Maka ungkapan pemimpin tiada boleh terpijak arang dapat dimaknai seseorang pemimpin yang telah berbuat malu.
Perbuatan malu tersebut bukan hanya dilakukan seorang pemimpin saja, tetapi juga berkenaan dengan anak dan istrinya.
Jawaban: a. melanggar kepatutan atau tak taat hukum
14. Pemimpin diharapkan mampu membimbing, melindungi, menjaga, dan menuntun masyarakat. Bimbingan tidak hanya untuk kepentingan hidup duniawi, tetapi juga…
a. ukhrawi
b. rohania
c. batiniah
d. individu
e. komunal
Pembahasan:
Kepada pemimpin diharapkan mampu membimbing, melindungi, menjaga, dan menuntun masyarakat. Bimbingan tidak hanya untuk kepentingan hidup duniawi, tetapi juga mencakup kepentingan untuk ukhrawi.
Pemimpin demikian tentunya akan melahirkan kesejahteraan lahiriah serta batiniah bagi orang-orang yang dipimpin dan bangsa-bangsa lain yang ada dalam negeri yang ia pimpin.
Jawaban: a. ukhrawi
15. Pemimpin harus memiliki akal yang panjang dalam menyelesaikan suatu soalan. Penyelesaian tersebut dilakukan berdasarkan…
a. kedudukan
b. kekayaan
c. pendidikan
d. kepintaran
e. keadilan
Pembahasan:
Pemimpin mesti memiliki akal yang panjang dalam menyelesaikan soalan yang dihadapi. Penyelesaian yang dilakukan didasari dengan keadilan dan tidak tergantung pada orang lain.
Pemimpin cerdik terbentuk secara alami melalui perjalanan hidup seseorang, sehingga mampu menumbuhkan rasa kemandirian dan kecermatan dalam memimpin.
Jawaban: e. keadilan
Penutup
Melalui Bab 10 ini, siswa diajak untuk menyelami filosofi kepemimpinan Melayu yang menjunjung tinggi nilai-nilai adab, kejujuran, dan tanggung jawab.
Generasi muda Riau diharapkan mampu menjadi pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas, tapi juga berkarakter kuat. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Anda.***