Purbalingga, serayunews.com
Angin bertiup pelan, menggoyangkan ujung daun tanaman padi. Cuaca cerah berawan, sebab matahari tak menunjukan diri. Suasana asri khas pedesaan itu, menyambut kedatangan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Masyarakat dan para pelajar, telah berjejer menanti untuk bertemu.
Sekitar pukul 15.00 wib, Ganjar akhirnya tiba di The Samingah. Seperti biasanya, Ganjar langsung berinteraksi dengan anak-anak. Satu persatu, disalami dengan sesekali melempar pertanyaan.
Didampingi owner The Samingah Wised, Sunaryo, orang nomer satu itu menapaki 99 anak tangga. Uniknya, setiap anak tangga tertulis Asmaul Khusna.
Melihat hal itu, Ganjar pun memberikan masukan. Dia meminta pada anak tangga, juga ditambah nilai-nilai pancasila, untuk mengenalkan dasar negara sejak dini.
“Boleh ditambahi ngga? Nilai-nilai pancasila. Asmaul khusna iya, nilai pancasila juga,” ujar Ganjar, sembari terus menapaki anak tangga.
Setelah anak tangga terakhir, Ganjar langsung memandang sekitar. Langkahnya kemudian menuju pada sebuah kolam yang banyak anak-anak di dalamnya. Mereka sedang menangkap ikan dengan tangan.
“Sedang apa kalian? Oh, nangkap ikan? Itu ikan apa?” kata Ganjar.
Perjalanan dilanjutkan dengan menengok setiap sisi yang ada di destinasi ini. Sampai akhirnya suasana pecah, saat hendak melintasi gerombolan ibu-ibu yang tengah menanti.
Selain minta berjabat tangan, tak lupa para emak-emak meminta foto bersama. Antusias yang begitu tinggi, menemui sosok gubernur secara langsung.
“Asline, ya gagah yah!” kata seorang ibu di antara gerombolan.
Tak banyak interaksi saat itu, Ganjar hanya mengingatkan warganya untuk ikut vaksin. Tidak ada hadiah yang diberikan, karena mungkin tak ada persiapan.
Kunjungan ke The Samingah, juga bukan agenda kerja. Dia, hanya mampir setelah ada agenda di Kabupaten Banyumas.
Ekspresi bahagia, jelas nampak pada wajah warganya. Bagaimana tidak, beberapa waktu sebelumnya, Ganjar dikabarkan batal menyambangi Limbasari.
Tapi meski mobilnya hampir saja masuk wilayah Pemalang, Ganjar minta putar balik menuju ke The Samingah.
Owner The Samingah, Sunayo, menyampaikan konsep wisata yang kini dikelolanya. Ganjar memberikan apresiasi, sebab The Samingah menjadi warna baru di dunia pariwisata.
“Beliau senang, ternyata ada versi yang berbeda dari wisata edukasi. Kita tidak memfokuskan ke wisata pendidikan, tapi murni untuk pembelajaran anak-anak,” katanya.
Dia menyampaikan banyak terimakasih dan apresiasi kepada gubernur, karena telah menyempatkan datang ke The Samingah Wised. Meskipun awalnya agenda untuk mampir, akan dibatalkan.
“Awalnya tidak jadi, tapi saya bilang masyarakat akan kecewa kalau Pak Ganjar tidak jadi hadir. Padahal sudah hampir sampai Pemalang, lalu balik lagi,” kata dia.
Objek wisata The Samingah Wised, merupakan objek wisata baru yang ada di Desa Limbasari Kecamatan Bobotsari, Purbalingga. Konsep yang diusung adalah wisata edukasi.
Ada sembilan pos untuk paket wisata edukasi. Masing-masing pos ada guru atau pendampingnya.
Pos pertama; Tangga 99 yang terdiri dari 99 anak tangga yang setiap tangganya memuat keterangan Asmaul Khusna.
Pos Kedua; Dome Museum Tani Indonesia, berisi peralatan pertanian tradisional. Pos Ketiga; Pertanian lahan basah atau sensasi menanam padi dengan segala teorinya.
Pos Keempat; pertanian lahan kering. Pos Kelima; budidaya ikan, Pos Keenam; bermain tangkap ikan liar di sungai. Pos Ketujuh; Paintball.
“Paint Ball atau perang-perangan ini sebagai media belajar sejarah, bagaimana perjuangan menghadapi penjajah,” katanya.
Pos delapan; wisata alam berupa mini tubing memanfaatkan aliran irigasi konstruksi peninggalan kolonial. Pos Sembilan; berenang dengan fasilitas 3 kolam renang termasuk mendapat pendampingan cara berenang yang baik dari guru.
“Kami berusaha hi-tech, di mana setiap pos yang dijalani terdapat barcode yang bisa di-scan akan memberi informasi pengetahuan-pengetahuan yang terkait langsung dengan pos tersebut, sehingga murid tidak perlu mencatat di kertas,” katanya.