SERAYUNEWS-Jika Anda penggemar kopi dan ingin menyecap kopi dengan menikmati suasana yang lain, datanglah ke Kantor Kopi Purbalingga setiap Jumat malam. Warung kopi yang ada di Jl Pujowiyoto Purbalingga ini menyuguhkan acara Rock Frinight, yaitu pentas music rock dari sejumlah band di wilayah Banyumas Raya.
Owner Kantor Kopi Purbalingga Teguh Wibowo mengatakan setiap Jumat Malam mulai pukul 19.00 WIB hingga tengah malam, dia mendatangkan komunitas band rock yang tergabung dalam Biang XRock untuk nge-jam dan manggung.
“Sehingga pengunjung bisa ngopi sambil menikmati alunan musik keras,” katanya.
Balutan acara ini menurutnya banyak diminati. Tak heran jika setiap digelar setiap sudut ruangan di Kantor Kopi Purbalingga terisi penuh. Aroma kopi panas serta kudapan berbaur dengan alunan musik serta lengkingan vokal musik yang berasal dari Amerika Serikat tersebut.
Teguh mengatakan Rock Frinight memang digelar rutin sepekan sekali. Acara tersebut menjadi wahana bagi musisi rock untuk unjuk kebolehan dan manggung bersama. “Silakan datang ke Kantor Kopi Purbalingga di Jumat malam. Anda bisa menikmati seduhan kopi sambil menikmati dentuman music cadas,” tuturnya.
Salah satu musisi yang tampil di acara tersebut, Teguh Irawan mengatakan Rock Frinight yang digelar di Kantor Kopi Purbalingga menjadi semacam momentum pelepasan bagi musisi rock untuk unjuk kebolehan. “Di tengah minimnya panggung pentas musik rock. Rock Frinight seperti oase di padang gersang,” ujarnya.
Gelaran Rock Frinigt Jumat (18/7/2025) malam lalu juga dihadiri Wabup Purbalingga Dimas Prasetyahani serta pengurus DPP Gerindra Sunaryo yang akrab disapa Pak Guru. Keduanya memang menjadi pengunjung rutin acara tersebut. Hebatnya keduanya ikut manggung. “Mas Wabup Dimas main drum dan gitar, sedangkan Pak Guru unjuk kebolehan dengan lengkingan suara emasnya,” tandas Teguh.
Terkait acara Rock Frinight, Sunaryo menyampaikan harapannya agar Purbalingga semakin maju di bidang musik. Ia mengungkapkan bahwa dukungan dari pimpinan daerah Wabup Dimas yang tak hanya mencintai musik, tetapi juga bisa memainkan berbagai alat musik, menjadi modal besar untuk mendorong tumbuhnya industri kreatif di wilayah tersebut.
“Seluruh pengunjung turut bernyanyi bersama, menciptakan malam yang penuh energi, tawa, dan kehangatan khas Purbalingga. Malam itu bukan sekadar hiburan, tetapi simbol dari kebersamaan dan optimisme baru untuk daerah tercinta. Purbalingga semakin menyala, dan semangatnya terus mengalir lewat nada dan langkah positif para pemimpinnya,” imbuhnya.