SERAYUNEWS- Jamu sebagai warisan budaya bangsa harus terus lestari dan dikembangkan para pelestari jamu khususnya di wilayah Kabupaten Cilacap. Salah satunya Tresno Jamu Indonesia (TJI) yang hingga saat ini, masih mempertahankan kualitas jamu alami Indonesia.
Hal itu mengemuka, saat Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawana Langgeng Ing Mataram, berkunjung bersama Kadin DIY ke Pabrik Tresno Jamu Indonesia, di Desa Mujurlor, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap, Jumat (19/7/2024).
“Melestarikan jamu Indonesia yang terpenting adalah bagaimana terus menjaga kualitas. Baik kualitas dari hulu hingga hilir. Mudah-mudahan banyak masyarakat indonesia yang menggunakan jamu tanpa bahan kimia,” ujar GKR Mangkubumi Hamemayu, di sela-sela kunjungannya.
Dalam kunjungan di Pabrik TJI, GKR Mangkubumi Hamemayu bersama rombongan Kadin DIY, melihat langsung produksi jamu alami produksi PT Tresno Jamu Indonesia. Seperti produk Susu Etawalin, Freshmag, dan Madu Zymuno. Semua bahan yang TJI gunakan adalah bahan alami tanpa kimia obat.
Pada kunjungan di Pabrik TJI, juga hadir Komisaris Utama Ethos Grup, Mukit Hendrayatno. Selain itu juga ada Komisaris TJI dan Bumiwijaya Grup, Tatang Mulyadi, Direktur Serayunews Galih Wijaya dan sejumlah tamu lainnya.
Komisaris TJI, Tatang Mulyadi menyampaikan, kunjungan GKR Mangkubumi Hamemayu bersama rombongan menambah motivasi dalam pengembangan jamu alami di Indonesia.
“TJI salah satu perusahaan yang mempertahankan warisan nenek moyang, selaras dengan keraton. Rekan-rekan TJI merasa mendapatkan energi baru, seorang putri keraton berkunjung dan memberikan motivasi di pabrik TJI Cilacap. Jadi kita akan tingkatkan dan menjaga kelestarian warisan nenek moyang ini,” ujarnya.
Tatang mengatakan, kunjungan silaturahmi ini sekaligus dalam rangka penjajakan kerjasama dalam pemberdayaan masyarakat. Selain itu, Kanjeng Ratu juga menitipkan sejumlah pesan di antaranya untuk menjaga kualitas produk jamu alami.
“Pemberdayaan masyarakat oleh TJI dari sisi suplai bahan baku terutama susu, pertanian, ternak lebah, dan dari sisi produksi. Tentunya kita memberdayakan masyarakat sekitar pabrik, walaupun sebagian besar sudah menggunakan mesin otomatis,” ujarnya.
Kanjeng Ratu dan tim dari Kadin DIY berpesan, kalau UMKM ingin naik kelas yang krusial adalah mempertahankan kualitas.
“Pesan beliau agar menjaga kualitas, QC-nya harus maksimal supaya tidak terjadi penurunan,” sambungnya.
Selain pemberdayaan masyarakat, TJI juga harus mengembangakan bisnis jamu di beberapa sektor seperti wisata kesehatan jamu, rumah sakit herbal, dan sarana SPA.
“Baru tahapan penjajakan, dan dari sisi bisnis, kalau memang prospek bisa kita lakukan. Karena TJI di bawah Bumi Wijaya Grup ini, memang menggarap dari sektor hulu hingga hilir. Suplay bahan baku, pemberdayaan masyarakat, produksi hingga marketingnya kurang lebih melibatkan sekitar 20.000 orang,” ujarnya.