SERAYUNEWS- Beasiswa LPDP 2025 resmi mengalami pemangkasan kuota besar-besaran.
Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) mengumumkan hanya 4.000 penerima yang akan lolos tahun ini, meskipun jumlah pendaftar menembus sekitar 78.000 orang.
Kebijakan ini membuat peluang lolos menjadi sangat kecil, hanya sekitar 5 persen dari total pendaftar. Bandingkan dengan tahun 2023 dan 2024 ketika jumlah penerima beasiswa mencapai 9.358 orang dan 8.592 orang.
Melansir berbagai sumber, berikut kami sajikan ulasan selengkapnya mengenai kuota Beasiswa LPDP 2025 yang dipangkas jadi 4.000:
Pemangkasan kuota penerima beasiswa LPDP bukan tanpa alasan. Ada beberapa faktor utama yang melatarbelakanginya:
1. Jumlah Penerima yang Terlalu Banyak di Tahun Sebelumnya
Pada 2023 dan 2024, jumlah penerima beasiswa terbilang sangat tinggi. LPDP bersama Kementerian terkait akhirnya perlu mengerem agar program tetap berkelanjutan.
2. Proyeksi Arus Kas (Cash Flow) Keuangan LPDP
LPDP melakukan penyesuaian dengan mempertimbangkan proyeksi dana abadi pendidikan, sehingga distribusi beasiswa lebih terarah dan sesuai kemampuan anggaran.
3. Strategi Bidang Prioritas Nasional
Pemerintah tidak sekadar membatasi angka, tetapi juga mengarahkan penerima beasiswa ke bidang-bidang strategis yang benar-benar dibutuhkan Indonesia.
Agar lebih jelas, berikut perbandingan jumlah pendaftar dan penerima beasiswa LPDP dalam tiga tahun terakhir:
⦁ 2023: Pendaftar 33.398 orang → penerima 9.358 orang.
⦁ 2024: Pendaftar 52.842 orang → penerima 8.592 orang.
⦁ 2025: Pendaftar ±78.000 orang → penerima maksimal 4.000 orang.
Angka ini menunjukkan lonjakan pendaftar yang signifikan setiap tahun, namun kuota penerima justru semakin ketat.
Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Stella Christie, menegaskan bahwa pemangkasan kuota LPDP 2025 dilakukan untuk memastikan strategi pembangunan SDM berjalan efektif.
“Anggaran selalu terbatas, tapi kebijakan ini adalah strategi. Presiden Prabowo menekankan bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika) sebagai prioritas. Karena itu, awardee dari bidang ini akan diperbanyak,” kata Stella dalam keterangan di Menara Kadin, Jakarta (24/9/2025).
Dengan demikian, pemangkasan kuota bukan sekadar pemotongan angka, melainkan upaya fokus pada bidang yang krusial untuk masa depan Indonesia.
Meski kuota berkurang, LPDP tetap menghadirkan banyak kebijakan baru yang membuka peluang:
1. Seleksi Doktor Lebih Ketat
⦁ Pendaftar wajib memiliki topik penelitian relevan dengan industri dan pembangunan nasional.
⦁ Dokumen kesediaan promotor atau co-promotor bisa menjadi nilai tambah.
2. Program Beasiswa Bundling
⦁ Kerja sama co-funding dengan universitas luar negeri terus diperluas.
⦁ Ada 9 jalur prioritas termasuk dengan NUS, NTU, UNSW, hingga Tsinghua.
⦁ Pendaftar dapat mendaftar di program prioritas sekaligus non-prioritas, sehingga punya peluang ganda.
3. Beasiswa Double Degree Parsial
⦁ Kini bisa untuk program double degree luar negeri, bukan hanya single degree.
4. Perluasan Beasiswa Afirmasi
⦁ Tambahan 31 kabupaten perbatasan masuk dalam daftar penerima afirmasi.
⦁ Total ada 127 Kabupaten/Kota yang menjadi sasaran afirmasi.
5. Penambahan Daftar Perguruan Tinggi Utama Dunia (PTUD)
⦁ Tahun 2025, total PTUD bertambah menjadi 30 kampus internasional, termasuk 4 kampus baru dengan bidang studi khusus.
Plt Direktur Utama LPDP, Sudarto, menegaskan bahwa kebijakan ini harus dipahami sebagai langkah strategis.
“Pembatasan bukan berarti pengurangan, melainkan strategi. Tahun 2025 dan 2026 kuota memang terbatas, tapi pada 2027 jumlah awardee akan kembali ditingkatkan,” ujarnya melalui kanal resmi TVR Parlemen (17/9/2025).
Tahap 1 Beasiswa LPDP 2025 telah menetapkan 1.492 orang lolos seleksi, sementara tahap 2 masih berlangsung.
Direktur Beasiswa LPDP, Dwi Larso, mengingatkan pendaftar untuk tetap jujur dan teliti dalam proses seleksi.
“Kesempatan terbuka lebar dengan program baru. Jangan pernah curang atau memalsukan dokumen. LPDP hadir untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak ada yang ditinggalkan,” tegasnya.
Dwi juga mendorong anak-anak daerah, khususnya wilayah afirmasi dan Indonesia Timur, agar memanfaatkan kesempatan ini.
Pemangkasan kuota Beasiswa LPDP 2025 menjadi hanya 4.000 penerima dari 78.000 pendaftar membuat persaingan semakin ketat.
Namun, hadirnya program baru seperti Beasiswa Bundling, Double Degree Parsial, jalur afirmasi tambahan, hingga PTUD baru tetap memberi harapan besar bagi putra-putri bangsa.
Kebijakan ini membuktikan bahwa pemerintah tidak hanya mengurangi angka penerima, tetapi menata strategi agar beasiswa benar-benar tepat sasaran untuk kebutuhan pembangunan nasional.