SERAYUNEWS– Pemerintah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) memperketat lalu lintas ternak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dengan Jateng. Petugas di sejumlah pos lalu lintas ternak di wilayah perbatasan dengan DIY, selalu bersiaga, menyusul kasus antraks di Kabupaten Gunung Kidul.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Jateng, Agus Wariyanto mengatakan, Jateng memiliki sejumlah pos lalu lintas ternak yang berbatasan dengan Yogyakarta. Seperti Bagelen di Purworejo, Salam di Magelang dan Klaten. Untuk itu Agus menginstruksikan petugas bersiaga.
Selain penerapan prosedur kesehatan, pihaknya juga melakukan pengetatan pemeriksaan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH), atau asal hewan tersebut. Hal itu menurutnya penting untuk menyekat sebaran hewan, terutama dari daerah yang dugaannya menjadi episentrum penyebaran antraks.
“Untuk vaksin, kita sudah siapkan 25 ribu. Tentunya untuk hewan yang ada di daerah rentan, prioritasnya untuk daerah yang berbatasan dan punya (potensi) berdampak langsung,” ungkap Agus Wariyanto dikutip serayunews.com dari laman jatengprov.go.id, Jumat (7/7/2023).
Dia menyebut, penyediaan vaksin untuk membentengi hewan yang belum tertular agar lebih imun. Sehingga, risiko penularan dapat berkurang. Agus menyebutkan, hingga saat ini Jateng masih bebas antraks. Namun demikian, ia tidak menampik kasus tersebut pernah terjadi di Jateng beberapa waktu silam.
Di antaranya, Kabupaten Klaten pada 1990, Kabupaten Semarang pada 1991, Kota Surakarta di tahun 1991 dan 1992. Selain itu wilayah Boyolali juga pernah terjangkit antraks pada 1990 hingga 1992, dan terakhir 2012. Adapula Karanganyar pada 1992, Kabupaten Pati pada 2007, Kabupaten Sragen pada 2010 dan 2011, serta Kabupaten Wonogiri.
“Kami imbau masyarakat tidak perlu panik, tapi tetap waspada. Masyarakat cepat laporkan bila mana ada hewan yang sakit. Kalau ada manusia yang sakit (diduga tertular antraks) segera berobat. Tetap jaga kesehatan ternak, jikalau terjadi, terapkan prosedur. Semuanya harus bergerak, dari pemerintah hingga masyarakat,” ungkapnya.