SERAYUNEWS- Lagu Mangu karya Charita Utamy dan Fourtwnty yang mereka rilis pada 2022 kini terus mencuri perhatian publik.
Perpaduan suara lembut dan iringan musik akustik yang khas membuat lagu ini terasa menyayat namun indah. Tak butuh waktu lama, Mangu viral di berbagai platform digital karena liriknya yang emosional dan relatable bagi banyak orang.
Lagu Mangu mengangkat kisah nyata yang sangat dekat dengan kehidupan banyak pasangan: cinta yang tumbuh di tengah perbedaan keyakinan dan prinsip.
Dari bait pertama, lagu ini menggambarkan seorang tokoh “Adam” yang menyadari bahwa ia dan “Hawa” tak lagi searah.
“Hawanya tak lagi di jalur yang sama / Bacaan dan doa yang mulai berbeda”
Dua kalimat ini menyiratkan bahwa persoalan bukan sekadar cinta, tapi sudah menyentuh spiritualitas dan pandangan hidup.
Dari sinilah konflik batin dan air mata muncul, yang kemudian diceritakan dengan puitis namun jujur.
Dalam bahasa Jawa, mangu berarti bingung, bimbang, atau termangu dalam diam.
Judul ini sangat tepat menggambarkan kondisi batin tokoh utama dalam lagu: hati yang terguncang, logika yang tidak bisa menjelaskan perpisahan, dan ketidakberdayaan di hadapan kenyataan.
Suatu malam adam bercerita
Hawanya tak lagi di jalur yang sama
Bacaan dan doa yang mulai berbeda
Ego dan air mata kita bicara
Gila tak masuk logika
Termangu hatiku
Kau menggenggam kumenadahnya
Berdamai dengan apa yang terjadi
Kunci dari semua masalah ini
Jujur tak mudah untuk melangkah pergi
Ini soal hati bukan yang diyakini
Ow gila tak masuk logika
Termangu hatiku
Kau menggenggam kumenadahnya
Ow gila ini tak biasa
Tertegun hatiku
Kau menggenggam kumenadahnya
Ho oh
Jangan salahkan faham ku kini tertuju oh
Siapa yang tau
Siapa yang mau
Kau di sana
Aku diseberangmu
Cerita kita sulit dicerna
Tak lagi sama
Cara berdoa
Cerita kita sulit diterka
Tak lagi sama
Arah kiblatnya oh
Cerita kita sulit dicerna
Tak lagi sama
Cara berdoa
Oh cerita kita sulit diterka
Tak lagi sama
Arah kiblatnya
Lagu ini bukan hanya enak kita dengar, tapi juga mengandung narasi yang kuat.
Pesan mendalam tentang kehilangan dan ketidakmampuan untuk bersatu karena keyakinan yang berbeda membuat Mangu menjadi sangat emosional.
Fenomena cover lagu ini tersebar di berbagai media sosial:
Popularitas lagu ini juga didukung oleh fans Fourtwnty yang memang terkenal dekat dengan tema-tema eksistensial dan kontemplatif.
Kolaborasi mereka dengan Charita Utamy justru menambah kedalaman nuansa lagu.
Lagu ini tidak sekadar menyampaikan patah hati, tapi menyuarakan kompleksitas hubungan antarmanusia di tengah realitas keberagaman. Beberapa simbol yang mencolok dalam lirik:
“Arah kiblatnya”: Menggambarkan perbedaan keyakinan atau cara hidup yang mendasar.
“Kau menggenggam kumenadahnya”: Simbol bahwa masih ada cinta, meski arah tujuan sudah berbeda.
“Cerita kita sulit diterka”: Menunjukkan kerumitan hubungan yang tak bisa ditebak atau dimengerti oleh orang luar.
Mangu tidak hanya menjadi karya musik, tetapi juga media refleksi. Lagu ini menyentuh sisi emosional, spiritual, dan sosial dari hubungan manusia.
Ia menanyakan ulang: apakah cinta cukup ketika nilai-nilai sudah tak sejalan?
Karena itulah Mangu bukan hanya lagu yang viral, tetapi juga abadi dalam hati para pendengarnya.
Lagu ini menenangkan, menyakitkan, dan menguatkan di saat yang bersamaan.