SERAYUNEWS – Setiap kali bulan Rabiul Awal tiba, umat Islam di berbagai penjuru dunia ramai memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Simak lirik sholawat Rohatil Athyaru Tasydu.
Dalam acara-acara tersebut, lantunan sholawat menjadi bagian yang tidak pernah absen.
Salah satunya adalah “Rohatil Athyaru Tasydu” atau yang juga dikenal sebagai sholawat Kisah Sang Rosul yang dipopulerkan oleh Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf.
Sholawat ini memiliki daya tarik tersendiri karena tidak hanya berisi pujian kepada Rasulullah SAW, tetapi juga menyajikan kisah perjalanan hidup beliau sejak lahir hingga diangkat menjadi Rasul terakhir.
Itulah mengapa “Rohatil Athyaru Tasydu” sering diputar di masjid, majelis taklim, hingga acara pengajian akbar.
Jika dicermati, lirik “Kisah Sang Rosul” yang dibawakan Habib Syech tidak hanya mengajak umat Islam untuk melantunkan sholawat, tetapi juga mengingatkan perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW.
Mulai dari beliau yang lahir sebagai yatim, kehilangan ibu di usia belia, hingga dirawat oleh kakek dan pamannya.
Selain itu, sholawat ini juga menggambarkan sisi perjuangan Nabi Muhammad SAW saat beranjak remaja, berdagang, lalu menikah dengan Khadijah RA, hingga akhirnya menerima wahyu kenabian di usia 40 tahun.
Semua fase hidup ini tertuang dalam lirik sederhana namun penuh makna, sehingga mudah dipahami oleh siapa saja yang mendengarnya.
Lirik Rohatil Athyaru Tasydu, Apa Makna Sholawat Ini?
Lirik Sholawat Rohatil Athyaru Tasydu (Kisah Sang Rosul)
Bagian Arab
رَاحَتِ الاَطيَارُ تَشدُو فِى لِيَالىِ المَولِدِ
Rohatil athyaru tasydu, fi layaa lil maulidi
وَبَرِيقُ النُّورِيَبدُو مِن مَعَانِى اَحمَدِ فِى لَيَالِى المَولِدِ
Wa bariqun nuri yabdu, min ma’aani Ahmadi, fi layaa lil maulidi
(berulang beberapa kali di setiap bait)
Bagian Indonesia
Abdullah nama ayahnya, Aminah ibundanya
Abdul Muthalib kakeknya, Abu Thalib pamannya
Khadijah istri setia, Fatimah putri tercinta
Semua bernasab mulia, dari Quraisy ternama
Inilah kisah Sang Rasul, yang penuh suka duka
Ooh penuh suka duka, ooh penuh suka duka
Dua bulan di kandungan, wafat ayahandanya
Tahun Gajah dilahirkan, yatim dengan kakeknya
Sesuai adat yang ada, disusui Halimah
Enam tahun usianya, wafat ibu terpuja
Delapan tahun usia, kakek meninggalkannya
Abu Thalib pun menjaga, paman paling membela
Saat kecil penggembala, dagang saat remaja
Umur dua puluh lima, memperistri Khadijah
Di umur ketiga puluh, mempersatukan bangsa
Saat peletakan Hajar Aswad mulia
Genap empat puluh tahun, mendapatkan risalah
Ia pun menjadi Rasul, akhir para Anbiya
Rohatil athyaru tasydu, fi layaa lil maulidi
→ Burung-burung berkicau riang, di malam kelahiran Nabi.
Wa bariqun nuri yabdu, min ma’aani Ahmadi
→ Kilatan cahaya tampak bersinar, penuh makna dari Ahmad (Nabi Muhammad SAW).
Bagian berbahasa Indonesia menuturkan perjalanan hidup Rasulullah SAW:
Video musik “Kisah Sang Rosul” yang diunggah melalui kanal YouTube resmi Habib Syech pada 2022 telah ditonton jutaan kali hingga kini.
Fakta ini menunjukkan bahwa sholawat bukan hanya sebatas lantunan doa, melainkan juga media dakwah yang bisa dinikmati semua kalangan.
Liriknya yang menyentuh membuat banyak majelis taklim menjadikannya pilihan utama dalam acara maulid atau pengajian.
Bahkan, anak-anak pun bisa dengan cepat menghafalnya karena repetisi dalam lirik Arab yang sederhana.***