Ratusan massa datang mengenakan alamamater masing-masing universitasnya. Beberapa dari mereka juga membawa sejumlah pamflet penolakan Omnibus Law. Rencana awal mereka akan melakukan aksi di depan Pendapa Sipanji. Namun aksi itu harus dihentikan oleh aparat kepolisian, lantaran di depan Pendapa Sipanji sedang ada kegiatan ormas. Hingga akhirnya mereka tertahan di sebelah selatan Alun-alun Purwokerto.
Massa kemudian mulai menyindir pemerintah yang dianggap sudah mengkhianati rakyat. Mereka menyatakan dengan tidak adanya komitmen pemerintah menolak Omnisbus Law, pemerintah telah menikah dengan oligarki
“Kami menggelar kembali aksi demo, karena tidak ada iktikad baik baik dari Pemkab Banyumas terkait penolakan Omnibus Law. Kita aksi di alun-alun karena di depan pendapa ada kegiatan masyarakat. Sehingga kami meminta agar Pak Bupati dan DPRD bisa menemui massa,” ujar koordinator aksi Fakhrul Firdausi dalam orasinya.
Setelah menyampaikan orasi, beberapa koordinator aksi melakukan diskusi dengan pihak kepolisian. Mahasiswa meminta agar bisa mengirimkan wakilnya bertemu dengan Bupati dan DPRD Kabupaten Banyumas.
Setelah perwakilan mahasiswa menemui Bupati dan DPRD, sejumlah mahasiswa yang berada di depan Alun-alun Purwokerto melakukan kegiatan demo memasak. Selain itu ada juga yang melakukan aksi teaterikan pemilihan bupati.