SERAYUNEWS – Para mahasiswa UMP terjun langsung mendampingi produsen jamu gendong di Desa Beji, Kecamatan Bojongsari, Kabupaten Purbalingga.
Mereka melatih para pelaku usaha tradisional untuk meningkatkan mutu dan mengurus legalitas produk, agar mampu bersaing di pasar modern.
Melalui program Kuliah Kerja Nyata Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PMM), mahasiswa bersama dosen UMP menyelenggarakan pelatihan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik untuk Industri Rumah Tangga (CPPB-IRT).
Program ini mereka jalankan dengan pendanaan dari Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Kemudian Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi RI, melalui skema anggaran tahun 2025.
Andi Pranowo, M.Pd., selaku pembina kelompok jamu gendong, membuka acara dan menegaskan pentingnya pendampingan berkelanjutan bagi pelaku usaha tradisional.
“Pelaku usaha tradisional perlu didampingi secara intensif agar bisa berkembang dan mampu memenuhi ketentuan yang ditetapkan, baik dari sisi higienitas maupun aspek legalitas,” ujar Andi dalam sambutannya.
Dr. apt. Erza Genatrika, M.Sc., sebagai narasumber utama, menyampaikan materi mengenai standar CPPB-IRT berdasarkan regulasi BPOM Tahun 2012.
Ia menekankan pentingnya menjaga keamanan, mutu, dan kebersihan produk jamu agar mampu bersaing di pasar modern.
Mahasiswa KKN-PMM juga mengambil peran aktif dalam sesi pelatihan. Vera Setiawati dari Prodi Ilmu Hukum memaparkan alur penerbitan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) sesuai Peraturan BPOM Nomor 4 Tahun 2024.
Widika Aden Agatha dari Prodi Farmasi menyoroti pentingnya sertifikasi halal, sementara Clarissa Nurul Latifa menjelaskan tata letak ruang produksi yang higienis dan sesuai standar.
Pelatihan berlangsung secara interaktif. Para peserta tampak antusias mengikuti diskusi dan sesi tanya jawab.
Hasil kuesioner sebelum dan sesudah pelatihan menunjukkan peningkatan signifikan dalam pemahaman peserta.
Dengan pengetahuan yang mereka dapatkan, para produsen jamu gendong di Desa Beji kini lebih siap mengurus legalitas usaha.
Langkah ini menjadi jembatan penting untuk membawa produk kearifan lokal agar tidak hanya berakar pada tradisi, tetapi juga memiliki daya saing tinggi di era modern.