“Itu terbagi menjadi (nilai ekspor Agustus) non migas USD 885,03 juta dan USD 82,57 juta migas,” ujar Koordinator Fungsi Statistik Distribusi BPS Jateng Arjuliwondo, pada pers rilis virtual, Jumat (1/10/2021).
Ia menerangkan, ekspor barang migas meningkat dari USD 30,83 juta di bulan Juli menjadi USD 82,57 juta di bulan Agustus 2021. Pada periode yang sama, ekspor non migas mencatatkan kenaikan 12,70 persen, dari USD 785,26 juta menjadi USD 885,03 juta.
Sedangkan bila disandingkan dengan periode yang sama 2020, capaian ekspor Jateng meningkat. Presentasenya 46,91 persen, di mana pada Agustus 2020 mencatat USD 658,64 juta.
“Artinya ada kenaikan yang cukup baik atau dengan kata lain ekonomi juga sudah bangkit,” paparnya.
Arjuliwondo menyebut, total ekspor non migas Januari-Agustus 2021 mencapai USD 6.273,54 juta. Adapun, lima negara tujuan ekspor non migas adalah Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, negara-negara Uni Eropa dan Asean.
Amerika Serikat disebut sebagai pasar terbesar, karena menyumbangkan perdagangan luar negeri senilai USD 2.498,71 juta selama kurun Januari-Agustus 2021. Capaian itu disusul dengan Jepang senilai USD 571,17 juta dan Tiongkok USD 432,00 juta.
Meski demikian, neraca perdaganan (ekspor-impor) total Jawa Tengah, pada september 2021 masih mengalami defisit senilai USD 169,77 juta. Ini terjadi karena peningkatan pada sektor impor sebesar 53,34 persen atau USD 1.137,37 juta.