Purwokerto, Serayunews.com- Purwokerto pada Maret 2020 tercatat mengalami inflasi 0,05 persen. Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan nasional yang mengalami inflasi 0,10 persen.
Sementara secara tahunan, Purwokerto tercatat mengalami inflasi 2,81 persen year on year (yoy). Kepala KPw BI Purwokerto, Samsun Hadi mengatakan, inflasi Maret 2020 di Purwokerto bersumber dari peningkatan harga komoditas pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
“Komoditas pada kelompok tersebut memberikan andil sebesar 0,06 persen. Terutama bersumber dari kenaikan harga perhiasan emas. Sedangkan beberapa komoditas lain yang menjadi penyumbang utama inflasi di antaranya gula pasir, telur ayam ras, dan aneka rokok,” ujarnya.
Sementara itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang bersumber dari komoditas bawang putih, cabai merah, cabai rawit, minyak goreng, dan daging ayam ras turut menahan laju inflasi.
Samsun Hadi mengatakan, secara tahunan inflasi di Purwokerto pada 2020 diperkirakan berada pada kisaran 2,5 persen hingga 3,0 persen (yoy). Hal yang berpotensi mendorong laju inflasi yoy tahun 2020 ini di antaranya penetapan harga yang ditentukan Pemerintah, seperti cukai rokok.
Selain itu, dari sisi eksternal, faktor yang berpotensi menyumbang inflasi di antaranya kenaikan harga komoditas impor sebagai dampak dari fluktuasi nilai tukar rupiah dan kondisi perdagangan dunia.
“Mewabahnya Covid-19 yang membatasi aktivitas produksi dan perdagangan juga berisiko terhadap pencapaian inflasi pada 2020,” katanya.
Sementara itu, sebagai upaya pengendalian harga, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas telah melakukan beberapa kegiatan.
Di antaranya, pemantauan harga rutin komoditas bahan pangan strategis seperti beras, daging ayam ras, telur ayam ras, dan komoditas hortikultura.