Cilacap, Serayunews.com-Masyarakat nelayan di Cilacap menggelar tradisi budaya sedekah laut meski ditengah pandemi Covid-19, Jumat (11/9/2020). Prosesi gelaran budaya ini dilakukan dimasing-masing rukun dan kelompok nelayan.
Tidak ada lagi prosesi yang dilakukan di Pendopo Wijayakusuma. Pun dengan kirab yang biasanya dilakukan dari Pendapa Wijayakusuma menuju ke Pantai Teluk Penyu.
Jolen sesaji dari masing-masing rukun nelayan dan kelompok nelayan, serta dari Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap. Sedikitnya ada 20 jolen yang dilarung pada sedekah laut kali ini.
Ketua HNSI Kabupaten Cilacap Sarjono mengatakan jika sedekah laut ini tetap digelar di tengah pandemi Covid-19 karena merupakan ungkapan syukur dari para nelayan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rezeki alam yang sudah diberikan kepada nelayan. Karena selama ini kekayaan laut lah yang menopang kehidupan masyarakat nelayan.
“Nelayan tetap menggelar karena untuk nguri-uri budaya, sekaligus ungkapan syukur kepada Allah atas rezeki yang telah diberikan,” katanya.
Untuk DPC HNSI sendiri, ada dua jolen yang berisi sesaji dan kepala kambing yang disiapkan. Satu jolen dilarung dari dermaga Batre atau Wijayapura, sedangkan satu jolen lainnya dibawa dari dermaga PPSC yang lokasinya tidak jauh dari kantor HNSI.
Tidak ada arak-arakan pada saat membawa jolen menuju ke perahu. Hanya pengurus HNSI, nelayan dan juga masyarakat yang ingin melihat.
“Kami sudah mengingatkan kepada seluruh rukun nelayan, kelompok nelayan agar melaksanakan kegiatan dengan mematuhi protokol kesehatan, dengan menggunakan masker, dan tidak ada kerumunan massa,” ujarnya.
Dengan menggunakan perahu, jolen dibawa ke Pulau Majeti Nusakambangan untuk selanjutnya dilarung. Meski tidak ada kirab di darat, sejumlah nelayan dan masyarakat yang menggunakan perahu juga mengikuti rombongan pembawa jolen untuk menyaksikan jolen dilarung.
Selain larung jolen, kegiatan lain yang digelar yakni ruwatan yang dipusatkan di HNSI Cilacap, serta di masing-masing kelompok nelayan berupa hiburan dan lomba.
Salah seorang warga Purwantinah mengatakan jika biasanya dia melihat prosesi sedekah laut di Pendapa Wijayakusuma. Namun, tahun ini dia harus ke pinggir pantai untuk melihat jolen dibawa menggunakan perahu.
“Biasanya hanya melihat di Pendopo, pas dikirab, tapi tadi bingung, ke pantai Teluk Penyu sepi, lalu ke PPSC, ternyata ada jolen yang lagi dibawa,” ujarnya.
Sedekah laut kali ini, kata dia tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Meskipun demikian, kegiatan tahunan ini tetap menarik perhatiannya.