Cilacap, serayunews.com
Salah satu masyarakat adat Bonokeling, Giran Candra menceritakan, ritual punggahan kali ini mulai Kamis hingga Sabtu (18/3/2023). Dengan mula berjalan kaki sejauh 30 Km, menuju makam Bonokeling di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Banyumas.
“Selama tiga hari proses ritual, Kamis kami mulai jalan kaki, kemudian Jumat mengadakan ritual dan baru selesai hari Sabtu. Yang dari Adiraja sekitar 200 anak putu yang ikut melaksanakan ritual,” katanya kepada serayunews.com, Sabtu (18/3/2023).
Ia mengatakan, selama prosesi adat ini, para anak putu Bonokeling mengenakan pakaian tradisional Jawa, sembari melantunkan tembang Jawa yang berisi puji-pujian kepada Kiai Bonokeling. Serta membawa bakal untuk dimasak bersama, dengan ribuan peziarah lain yang berdatangan dari berbagai daerah.
Baca juga: [insert page=’mengenal-tradisi-tilawatan-yang-digelar-menjelang-ramadan-di-pegunungan-cilacap’ display=’link’ inline]
“Tradisi Punggahan ini sudah berjalan selama ratusan tahun, atau bisa disebut juga dengan istilah nyadran. Filosofinya tentu menyambut bulan puasa kami menyucikan diri,” ungkapnya.
Serta bertujuan meminta keselamatan kepada yang maha kuasa, terlebih saat menjelang bulan Ramadan. Menurutnya juga ritual ini merupakan lelaku yang wajib bagi anak putu Bonokeling di berbagai daerah.
“Kami berkomitmen akan menjaga dan merawat tradisi ini sampai kapanpun,” jelasnya.