SERAYUNEWS – Tanah Jawa, termasuk Kabupaten Banyumas sarat dengan sejarah. Bahkan sejumlah kelompok masyarakat adat di Kabupaten Banyumas, masih menyimpan naskah, baik serat maupun babad. Selain naskah Babad Banyumas, banyak juga Serat Jawa yang tersimpan di masyarakat. Terutama komunitas adat, seperti Masyarakat Adat Bonokeling.
Masyarakat adat Bonokeling di Kecamatan Jatilawang, masih menyimpan naskah Serat Jaka Semangun dan Serat Sejarah Namun. Serat Jawa tua itu, hidup sampai sekarang dan mereka gunakan dalam berbagai ritual daur hidup.
Serat Jaka Semangun biasanya di bacakan saat syukuran bayi. Sedangkan Serat Sejarah Nabi, di bacakan dalam acara menempati rumah baru atau pindah rumah.
Untuk menyelamatkan naskah-naskah tersebut, Budayawan Banyumas, Nasirun berkomunikasi dengan Masyarakat Adat Bonokeling. Mereka sepakat untuk melatinkan dan menerjemahkan naskah pusaka mereka ke Bahasa Indonesia, hingga tercetak buku berjudul Serat Bonokeling.
“Besok Sabtu malam, masyarakat adat Bonokeling akan menggelar syukuran atas terbitnya terjemahan naskah pusaka mereka. Selain menggelar tumpengan, juga akan di tembangkan macapat oleh kelompok Macapatan Bonokeling,” ujar dia, Jumat (15/12/2023).
Nasirun mengungkapkan, macapatan Bonokeling menjadi menarik karena cara membacakannya berbeda, seperti paduan suara. Gaya pembacaan begini, hanya ada di Bonokeling.
“Kami juga mengundang berberapa pihak yang peduli, pada penyelamatan naskah lama, termasuk Dinas Arsip Daerah Banyumas,” katanya.
Dengan langkah tersebut, pemilik ‘nama panggung’ NasSirun PurwOkartun ini berharap, bisa turut melestarikan naskah tua Banyumas. Sebelumnya, Nasirun juga sempat menerjemahkan 25 naskah dan dia terbitkan bersama rumah budaya miliknya, Bale Pustaka.