Banjarnegara, serayunews.com
Peluncuran buku Babad Banjar Gripit untuk menyempurnakan dan memberikan wawasan terkait sejarah Banjarnegara. Apalagi saat ini, merupakan satu momentum karena Banjarnegara sudah berusia 452 tahun.
Penulis buku Babad Banjar Gripit, Nassirun Purwokartun mengatakan, peluncuran ini bertepatan dengan momentum Hari Jadi Banjarnegara ke 452. Tak hanya itu, adanya peluncuran buku ini harapannya bahwa momentum hari jadi ini tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga ada kajian edukasi sejarah.
Baca juga: [insert page=’aset-naik-432-persen-pt-bpr-bkk-mandiraja-gelar-undian-berhadiah-mobil’ display=’link’ inline]
“Babad Banjar Gripit selain bercerita tentang Sunan Giri Gajah, Sunan Gripit, dan juga Sunan Giri Wasiyat. Terdapat juga segmen yang menceritakan tentang peristiwa Adipati Mrapat sebagai tonggak peristiwa sejarah Hari Jadi Banjarnegara. Kami ingin masyarakat juga mengkaji peristiwa dan nilai-nilai dari para leluhur itu,” katanya.
Selain itu, buku tersebut juga menjadi bagian dari kajian terkait adanya perubahan Hari Jadi Banjarnegara yang sebelumnya Agustus menjadi Februari. Peluncuran buku Babad Banjar Gripit ini, harapannya menambah wawasan dan pengetahuan generasi muda menjadi melek sejarah dan mau belajar sejarah.
“Selama ini Babad Gripit hanya sebuah naskah yang bahkan di seluruh Desa Gripit pun, sudah tidak ada yang memahami. Padahal, isinya sangat menarik. Karenanya saya mencoba menghidupkan kembali Babad Gripit, saya terjemahkan dengan bahasa Indonesia dan tulisan latin sehingga mudah memahaminya. Saya harap, babad ini kembali hidup dan mendunia,” katanya.
Buku ini juga membahas tentang naskah kuno Babad Gripit, serta sejarah awal mula Banjarnegara yang sudah diterjemahkan agar mudah memahaminya. Sehingga masyarakat lebih mudah memahami narasi sejarah, sekaligus tempat-tempat bersejarah yang ada di Banjarnegara.