SERAYUNEWS– Pemeran dan penyanyi Nafa Urbach, antusias mengikuti gelaran Rakanan Giyanti 268 di Dusun Giyanti Desa Kadipaten Kecamatan Selomerto Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah. Ia bahkan turut serta menyunggi tenong, membaur dengan masyarakat dan pengunjung yang datang.
Perempuan bernama lengkap Nafa Indria Urbach itu memang kerap hadir dalam berbagai event tradisi dan masyarakat lainnya. Tak hanya hadir, ia bahkan turut terlibat di dalamnya, seperti turut menari dalam pertunjukan seni budaya, menyunggi tenong serta mengenakan pakaian kebaya khas Jawa.
Nafa Urbach membagikan kisahnya saat gelaran Rakanan Giyanti 268 yang digelar bertepatan dengan tanggal 10 Muharam atau 10 Sura. “Tradisi Nyadran Suran Dusun Giyanti merupakan kegiatan rutinitas masyarakat Dusun Giyanti Desa Kadipaten Kabupaten Wonosobo setiap bulan Suro,” tulisnya di akun instagram @nafaurbach.
Artis kelahiran 15 Juni 1980 itu menyebutkan, tradisi ini dilambangkan sebagai rasa syukur atas nikmat dan keberkahan yang telah Tuhan berikan kepada masyarakat Dusun Giyanti dan permohonan keselamatan. “Dalam Bahasa jawa, Nyadran berasal dari bahasa sansekerta, sradda yang berisi keyakinan,” imbuhnya.
Dia mengatakan, dalam masyarakat Jawa pada umumnya, Nyadran Suran umumnya dilakukan sebagai rangkaian kegiatan untuk membersihkan diri dari dosa dalam rangka menyambut tahun baru Islam. Tradisi Nyadran Suran di Dusun Giyanti telah lama dilaksanakan hampir sejak Kabupaten Wonosobo berdiri.
Kegiatan tersebut melibatkan semua komponen masyarakat. Acara ini sering digunakan sebagai alat pemersatu warga dan seagai ajang silaturahmi bagi warga Dusun Giyanti. “Sebelum acara inti dimulai, masyarakat biasanya membuka rumah mereka untuk acar silaturahmi dengan tujuan mempererat hubungan kemasyarakatan,” bebernya.
Tradisi Nyadran Suran dimulai dengan prosesi nyadran di makam, yakni kunjungan warga pada makam leluhur dengan membawa berbagai sesaji seperti bunga, tumpeng, telur, koi, buah-buahan dan dawet. Prosesi ini dilakukan dalam bentuk pembersihan makam, dan penyampaian doa-doa kepada Tuhan.
“Setelah itu, dilakukan tradisi tenongan. Tenongan merupakan wadah yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk bulat. Dalam tradisi ini, digunakan sebagai wadah makanan dan jajajanan pasar,” terang pemeran sinetron ‘Bidadari yang Terluka’ pada tahun 1997 itu dikutip serayunews.com.