Purbalingga, serayunews.com
Selanjutnya warga Desa Kaligondang, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga itu di awal tahun 2018 menggagas berdirinya Kulimaya.com. Lembaga tersebut konsen pada pemberdayaan dan pendampingan masyarakat desa. Terutama untuk memanfaatkan potensi yang mereka miliki.
“Mereka punya banyak potensi sumber daya lokal. Namun tidak memiliki bekal ilmu dan ketrampilan,” ungkap
Lulusan salah satu perguruan tinggi Islam di Purwokerto tersebut, saat ditemui di kantor Kulimaya.com, di Jalan Raya Sabuk, Desa Kaligondang, Kecamatan Kaligondang, Kamis (18/11/2021).
Hari itu Ghofur bersama lima rekannya masing-masing Prima Nanda Hari Wicaksono, Fredy Wigada, Adi Sutikno, Sunaryo dan Sribawa Tridjuniati juga tengah bersiap untuk turun ke desa. Mereka mempersiapkan berbagai peralatan. Mulai dari laptop, kamera, serta sarana pendukung yang lain.
“Peralatan ini milik kami bersama dan difungsikan untuk memberi ilmu kepada warga,” ujar koordinator Kulimaya.com tersebut.
Nama Kulimaya.om maknanya sederhana, yaitu kuli (pekerja) dunia maya. Menurutnya dia dan rekan-rekannya bekerja memberikan pelatihan dan pendampingan dengan memanfaatkan teknologi dan dunia maya.
“Nama Kulimaya spontan kami berikan,” katanya yang pernah menggeluti profesi pendamping desa sejak tahun 2016 hingga tahun 2018.
Pelatihan dan pemberdayaan yang mereka berikan terkait berbagai hal. Mulai dari beternak ikan dan kambing, membuat makanan, membatik membuat makanan dan kreasi lainnya. Semuanya diberikan kepada warga yang masuk kaum marjinal.
“Mereka selama ini belum tersentuh untuk mendapatkan edukasi. Padahal mereka membutuhkan itu semua,” ujar lelaki kelahiran Purbalingga, 30 September 1982 itu.
Permintaan pendampingan dan pelatihan dari warga desa juga tak surut di masa pandemi. Malah warga desa begitu antusias untuk mengikutinya. Dengan berbagai keterbatasan kondisi, warga desa ingin berkreasi untuk bisa meningkatkan pendapatan. Antusiasme warga desa untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan tersebut ternyata sangat tinggi.
“Terutama dari kaum perempuan. Mereka juga berkeinginan bisa memiliki skill terutama untuk mendukung ekonomi keluarga,” tandasnya.
Dalam melakukan itu semua, Ghofur dan teman temannya tidak menentukan imbalan. Yang terpenting warga bersemangat mengikutinya. Pekan lalu dia bersama teman-temannya memberikan pelatihan kepada kaum perempuan di Desa Pandansari Kecamatan Kejobong.
“Warga disana meminta kami memberikan pelatihan mengenai pengolahan makanan berbahan dasar ubi kayu. Karena di desa tersebut warga banyak menanam tanaman itu,” ujarnya.
Tak hanya cara mengolah makanan dari ubi kayu, Ghofur dan timnya juga memberikan kiat kiat mengemas makanan dari ubi kayu agar bisa menarik dan menjual di pasaran. Dia juga memberikan pendampingan dalam metode pemasaran.
“Masyarakat desa sebagian besar masih buta tentang pemasaran online dan sebagainya. Makanya kami beri pendampingan,” terangnya.
Yang membanggakan, produk olahan makanan dari bahan ubi kayu dari warga binaan mereka, mampu menembus pasaran sebuah lapak penjualan online terkemuka. Ghofur menyampaikan dia bersama timnya ikut melakukan pendampingan dalam pemasaran online.
“Kami pantau terus. Alhamdulilah sudah mulai ada yang melakukan pemesanan. Semoga ke depan bisa semakin laku dijual,” tandasnya.
Dia menjelaskan, rekan-rekan yang bergabung dalam Kulimaya.Com memang memiliki kemampuan di berbagai bidang. Mereka semua adalah praktisi, mulai dari praktisi pembuatan makanan, praktisi pemasaran dan juga digital marketing.
“Jadi kami bisa memberikan pelatihan dan pendampingan secara optimal kepada warga desa”’ lanjutnya.
Sebelumnya, Kulimaya.com juga memberikan pelatihan bagi kelompok petani ikan di Desa Tangkisan Kecamatan Mrebet untuk membuat pakan organik. Langkah itu dilakukan karena kelompok petani ikan desa tersebut kesulitan membeli pakan untuk budidaya ikan lele yang mereka pelihara.
“Pakan lokal dibuat dari daun-daunan. Setelah jadi digunakan untuk konsumsi ikan peliharaan petani,” tukasnya.
Kulimaya.com juga mulai memberdayakan kaum disabilitas untuk bersinergi. Bekerjasama dengan sebuah organisasi kepemudaan, dia memberikan pelatihan tentang digital marketing. Pelatihan dilaksanakan awal Nopember di Balai Desa Kutawis, Kecamatan Bukateja.
“Kaum disabilitas telah kami beri pelatihan dan siap menjadi marketing bagi warga desa yang mengembangkan potensi lokal untuk diolah menjadi produk ekonomi,”katanya.
Ghofur mengatakan dia beserta rekan-rekannya memiliki mimpi agar masyarakat desa berdaya dengan segenap potensi desa yang dimiliki. Dengan demikian mereka bisa berdikari.
“Apalagi di era pandemi saat ini. Desa menjadi basis perekonomian yang tetap kokoh. Karena memiliki sumber daya lokal. Ini yang harus diberdayakan. Mereka bisa berdikari secara ekonomi,” tutur ayah satu orang putri ini.
Konsistensi Kulimaya.com yang fokus pada bidang pemberdayaan warga desa membuat dia dan teman temannya banyak dimintai bantuan oleh pemerintah desa untuk memberikan pelatihan ketrampilan kepada warga. Dari sana, dia beserta timnya bisa mendapatkan insentif yang salah satunya dipergunakan untuk menambah sarana dan prasarana.
“Juga untuk meningkatkan kapasitas kami, melalui pengadaan buku dan referensi lain,” jelas Ghofur yang mengatakan hampir semua desa di Purbalingga sudah dijelajahinya.
Dia mengakui belum semua pelatihan mendapatkan hasil seperti yang diharapkan. Namun yang terpenting bagaimana dia bersama rekan-rekannya memberdayakan masyarakat desa untuk mau berkreasi.
“Pekan depan kami akan memberikan pelatihan membatik bagi warga Desa Pekiringan Kecamatan Karangmoncol. Karena pemerintah desa sudah menyiapkan semacam showroom untuk batik buatan warga yang memang layak dipamerkan dan dijual. Ini menjadi semacam sinergisme yang apik antara kami dan pemerintah desa untuk memberdayakan warganya,” tukasnya.
Lili Solihah, warga Desa Pandansari yang mengikuti pelatihan membuat olahan dari bahan ubi kayu mengatakan dirinya senang bisa mendapatkan pelatihan dan pendampingan. Kini dia bisa membuat produk makanan yang mulai laku dijual.
“Bisa untuk menambah penghasilan keluarga.Apalagi pemasaran dilakukan lewat online dan dibantu oleh teman-teman dari Kulimaya.com,” ungkapnya.
Hal senada diungkapkan, Suroso, petani ikan Desa Tangkisan Kecamatan Mrebet yang mengikuti pelatihan pengolahan pakan ikan. Dengan adanya pelatihan tersebut dirinya beserta petani ikan yang lain paham tentang bagaimana membuat pakan ikan yang murah.
“Ilmu kami bertambah. Yang membuat kami senang kami tidak hanya diberi teori saja, namun juga sekaligus mengaplikasikannya,” ucapnya jujur.
Apa yang dilakukan pegiatan Kulimaya.com merupakan kegiatan yang selama ini jauh dari hingar bingar publikasi. Namun apa yang mereka lakukan walaupun sederhana namun memberikan sesuatu yang positif, terutama dalam pemberdayaan warga desa.
“Cita-cita kami kedepan warga desa bisa berdikari dengan kemampuan dan potensi sumber daya lokal yang ada,” imbuh Ghofur.