SERAYUNEWS– Malam 1 Suro atau 1 Muharram bagi sebagian masyarakat Jawa, adalah waktu yang sakral. Di Jawa Tengah, tepatnya di sebuah desa yang terletak di lereng Gunung Sindoro, terdapat tradisi unik, ritual malam Suro yang telah ada sejak zaman nenek moyang.
Tradisi unik itu ada di Desa Traji, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Ritual malam Suro di Desa Traji itu bernama “Manten Lurah Traji”. Biasanya, ritual digelar selepas malam. Ada ratusan warga bersiap mengikuti jalannya ritual, mengenakan pakaian beskap adat Jawa.
Melansir laman Pemkab Temanggung, ratusan warga biasanya berjalan, berarak-arakan dari desa menuju ke sebuah sendang yang disakralkan untuk jalannya ritual Manten Lurah. Keunikannya, memang setiap suro, Pejabat Kepala Desa Traji bersama istrinya didandani layaknya pengantin dalam ritualnya.
Pengantin ini lalu diarak oleh warga menuju mata air utama yang bernama Sendhang Sidukun serta mata air lain sebagai sumber kehidupan. Di sana, mereka mengikuti acara doa bersama kemudian berebut gunungan hasil bumi. Ritual ini tak lain adalah simbol kedekatan manusia dengan alam sekitar.
Termasuk mata air yang menjadi pusat kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. Berdasar cerita turun-temurun yang beredar dan mengakar kuat di masyarakat wilayah Desa Traji, tradisi Suran Manten Lurah memiliki sejarah yang cukup melegenda. Dahulu kala terdapat leluhur mereka yang bernama Kiai Sepanjang.
Ia mencari istrinya yang hilang dan terpisah selama beberapa waktu hingga akhirnya beberapa tahun kemudian istrinya tersebut kembali dapat ditemukan. Kiai Sepanjang dahulu pernah berjanji akan menggelar arak-arakan apabila istrinya kembali ditemukan. Ritual ini pun kemudian telah berjalan ratusan tahun sampai sekarang.
Banyak wisatawan dari luar daerah, bahkan mancanegara biasanya sengaja datang hanya untuk menyaksikan prosesi ritual tersebut. Hal itu lantaran, mereka percaya bahwa air dari Sendang Sidukun membawa berkah tersendiri apabila berhasil di bawa ke rumah, kendati harus berebut beramai-ramai.
“Banyak yang percaya tuah serta berkah air dari Sendang Sidukun ini. Pasalnya, dahulu lokasi ini juga pernah menjadi persinggahan salah seorang Walisongo, yakni Sunan Kalijaga. Sehingga diyakini memiliki karomah yang cukup tinggi serta memancarkan energi positif,” tulis keterangan di laman temanggungkab.go.id.
Bahkan, di Desa Traji terdapat salah satu pemukiman kuno yang telah ada sejak tahun 200 Masehi. Tempat itu tercatat di salah satu prasasti peninggalan zaman lampau. Para pengunjung yang datang para ritual rela berdesakan ingin membawa air sendang. Mereka percaya keberkahan air sakral mendatangkan spirit positif bagi hidupnya.