SERAYUNEWS- Limbah pertanian dan serangan hama kerap menjadi tantangan serius bagi petani.
Namun, mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) berhasil mengubah masalah tersebut menjadi peluang emas melalui S-Boost, pupuk organik berbentuk tablet effervescent yang inovatif.
Produk ini lahir dari Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K). Tim mahasiswa yang diketuai oleh M. Radya Athallah Adhietama (Agroteknologi 2022) bersama anggota dari lintas jurusan.
Antara lain ada Raihanah Arif Ramadhani, Delima Saraswati Ari Trifiani, M. Fadilul Firdaus, dan Cindy Aulia Saputri, dengan dukungan dosen pembimbing Ida Widiyawati.
S-Boost memanfaatkan tongkol jagung yang kaya nitrogen dan keong mas yang mengandung asam amino serta kitin.
Bahan-bahan yang biasanya dianggap sebagai limbah ini justru diolah menjadi pupuk organik bernilai tinggi.
“Kami ingin menjawab dua masalah sekaligus: limbah pertanian dan hama padi. S-Boost bukan sekadar pupuk, tetapi solusi ramah lingkungan yang praktis untuk petani maupun masyarakat urban farming,” jelas Radya dalam keterangan Senin, 6 Oktober 2025.
Keunggulan S-Boost terletak pada tiga fungsi utama:
1. Bio-fertilizer – menyuplai hara penting bagi tanaman.
2. Bio-amendement – memperbaiki kualitas tanah.
3. Bio-stimulan – merangsang pertumbuhan tanaman.
Dengan bentuk tablet effervescent, S-Boost sangat mudah digunakan. Petani cukup melarutkan untuk media tanam kering atau membenamkan langsung ke media lembab.
Selain praktis, produk ini juga ekonomis karena berbasis bahan lokal.
Menurut dosen pembimbing, Ida Widiyawati, inovasi ini tidak hanya membantu petani, tetapi juga relevan dengan tren urban farming di kota-kota besar.
“Mahasiswa Unsoed membuktikan bahwa potensi lokal bisa menjadi solusi nyata bagi ketahanan pangan,” ujarnya.
Lewat S-Boost, mahasiswa Unsoed menghadirkan bukti bahwa inovasi besar bisa lahir dari hal sederhana di sekitar kita.
Limbah dan hama yang biasanya dianggap masalah justru diubah menjadi solusi berkelanjutan.
Dengan segenggam tablet S-Boost, kemandirian pangan Indonesia bukan lagi sekadar mimpi, melainkan langkah nyata menuju pertanian berkelanjutan dan ketahanan pangan nasional.