Dalam sejarah Olimpiade, nama Sumpiuh Banyumas pernah muncul. Muncul karena salah satu putra terbaiknya menyabet medali emas Olimpiade. Momen yang terjadi pada tahun 2016.
Ya, pemuda itu adalah Tontowi Ahmad. Lelaki kelahiran Selandaka, Sumpiuh, Banyumas pada 18 Juli 1987 itu mengharumkan nama Indonesia. Tontowi yang berpasangan dengan Liliyana Natsir menyabet medali emas bulutangkis ganda campuran di Olimpiade 2016 Rio dr Janeiro.
Tontowi/Liliyana memang sudah digadang akan menyabet medali emas. Namun, tetap saja perjalanan mereka menuju medali emas membuat banyak warga Indonesia sport jantung.
Di partai puncak, Tontowi/Liliyana mampu mengalahkan pasangan Malaysia Chan Peng Soon/Goh Liu Ying. Kemenangan didapatkan dua set langsung yakni 21-14 dan 21-12.
Kemenangan pun terasa mudah. Tapi di balik itu semua, deg-degan melanda. Kala itu partai final dilaksanakan jelang dinihari waktu Indonesia barat. Orang-orang di Selandaka nonton bareng di balai desa.
Sorak sorai berhamburan mengiringi laga Tontowi/Liliyana. Sementara orangtua Tontowi, Mohammad Husni Muzaitun dan Musraroh memilih nonton di rumah saja ditemani para wartawan.
Sampai kemudian Tontowi/Liliyana dipastikan menang, Husni langsung sujud syukur di depan televisi. Dia tak bisa membendung rasa bahagia anaknya menyabet satu-satunya emas bagi Indonesia di Olimpiade 2016.
Sebenarnya, Tontowi/Liliyana sudah digadang jadi penyabet medali emas pada Olimpiade London 2012. Sayangnya kala itu, Tontowi/Liliyana kalah dari pasangan Xu Chen/Ma Jin dari China.
Bahkan, saat perebutan medali perunggu, Tontowi/Liliyana kalah dari pasangan Denmark Fischer Nielsen/Pedersen.
Kisah sukses pemuda Sumpiuh pada 2016 semoga bisa kembali diulangi atlet Indonesia di Olimpiade Tokyo tahun ini. Sebanyak 28 atlet Indonesia akan bertarung di Olimpiade Tokyo yang dimulai 23 Juli sampai 8 Agustus 2021.