Mengucapkan Minal Aidin Wal Faizin Apakah Termasuk Bidah?

SERAYUNEWS—- Saat bersalaman atau lewat medsos, ucapan minal aidin wal faizin sering diartikan dengan mohon maaf lahir dan batin karena kedua frasa ini sering menjadi rangkaian.
Menurut M. Quraish Shihab dalam “Lentera Hati: Kisah dan Hikmah Kehidupan”, dari segi bahasa, minal aidin berarti semoga kita) termasuk orang-orang yang kembali.
Kata kembali memiliki arti kembali ke fitrah atau kesucian. Saat Idulfitri umat Islam berharap kembali suci setelah menjalankan puasa Ramadan selama satu bulan.
Jadi, kalimat ini dapat kita artikan dari orang yang kembali dan dari orang yang menang/beruntung. Sama sekali kalimat tersebut tidak mengartikan mohon maaf lahir batin.
Sukarno Perkenalkan Mengucapkan Minal Aidin Wal Faizin
Presiden Sukarno memperkenalkan ucapan Minal Aidin Wal Faizin di Indonesia saat acara halalbihalal di tahun 1958.
Sebenarnya ucapan ini telah ada sejak zaman Rasulullah SAW. Masyarakat Madinah mengucapkannya saat Nabi Muhammad SAW kembali dari perang Badar.
Kalimat ini merupakan potongan ucapan yang berisi doa ja’alanallah wa iyyakum minal ‘aaidiin ilal fithroti wal faa-iziin biljannah.
Artinya, semoga Allah menjadikan kita dan kalian semua termasuk orang orang yang kembali ke fitrah (suci) dan menang dengan surga.
Penyebar ucapan Minal Aidin wal faizin adalah seorang penyair asal Andalusia Shafiyuddin Al Hudi. Ia mengisahkan syair dendang kegembiraan para wanita di negerinya saat menyambut hari raya.
Walau tidak sahabat ucapkan, tapi para ulama sependapat bahwa mengucapkan Minal Aidin wal Faizin saat Idulfitri tidak termasuk bidah.
Ucapan Hari Raya merupakan luapan rasa bahagia dengan saling mendoakan dan tidak termasuk ke dalam bagian syariat Idulfitri.
Tradisi yang tidak melanggar syariat Islam saat merayakan Idulfitri atau Lebaran para jumhur ulama perbolehkan, termasuk ucapannya.*** (O Gozali)