SERAYUNEWS– Jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas kembali menegaskan agar santri jangan memilih pemimpin yang ambisius dan suka menggunakan politik identitas saat kampanye.
Menurutnya, secara kontekstual makna tema ‘Jihad Santri Jayakan Negeri’ dalam peringatan Hari Santri 2023, termasuk di dalamnya jihad politik. Di mana para santri harus menjadi teladan dalam momentum demokrasi, memilih pemimpin secara rasional dan terbaik.
“Dalam momentum politik tahun depan, saya minta santri harus solid dan satu barisan. Jaga kesejukan, kerukunan, dan jauhi orang-orang yang menggunakan agama untuk kepentingan praktis,” tandasnya dalam keterangan resminya di laman Kemenag, Jumat (6/10/2023).
Dijelaskan, secara kontekstual ‘Jihad Santri Jayakan Negeri’ menegaskan bahwa santri terus berkontribusi aktif dalam memajukan negeri. Dikatakan Gus Men, sapaan akrabnya, makna jihad secara kontekstual tidak selalu identik dengan berperang angkat senjata.
“Jihad santri secara kontekstual adalah jihad intelektual, di mana para santri adalah para pejuang dalam melawan kebodohan dan ketertinggalan. Santri juga turut berjuang dan mengambil peran di era transformasi digital,” ujarnya.
Dijelaskan, santri adalah teladan dalam menjalani jihad ini. Dengan buku sebagai senjata dan pena sebagai tongkat kebijaksanaan, mereka memperdalam ilmu dan menyebarkan cahaya. Mereka juga ikut mengisi ruang-ruang digital untuk penguatan literasi keagamaan yang moderat berdasarkan prinsip Islam rahmatan lil alamin.
Ada juga jihad di bidang ekonomi, kata Gus Men, dan para santri di seluruh Indonesia harus berdiri di depan untuk menyejahterakan masyarakat dan mengurangi kemiskinan dan pengangguran di wilayahnya.