SERAYUNEWS – Hujan sudah mulai mengguyur wilayah Banyumas, sejak sepekan belakangan. Namun hal itu tidak menjadikan BPBD Banyumas, mencabut status siaga kekeringan.
Sebab, intensitas hujan yang turun masih relatif rendah dengan durasi yang pendek. Selain itu, hujan turun juga belum merata di semua wilayah. Sehingga, belum bisa maksimal untuk menyimpan air tanah.
“Sampai akhir bulan ini (September, red) masih melakukan distribusi air bersih,” kata Kepala BPBD Kabupaten Banyumas, Budi Nugroho, Senin (30/09/2024).
BPBD Banyumas sudah melakukan distribusi air sejak beberapa bulan lalu. Kondisi krisis air hampir menyeluruh di wilayah kecamatan di Banyumas. Setiap wilayah yang mengajukan bantuan air bersih, selalu terlayani oleh BPBD.
“Selain BPBD ada juga bantuan dari PDAM, dan PMI, dsb,” ujarnya.
Persebaran kondisi kekeringan dampak musim kemarau di Kabupaten Banyumas, ada di 18 wilayah kecamatan. Meliputi kecamatan Wangon, Purwojati, Jatilawang, Rawalo, Kebasen, Patikraja, Cilongok, Karanglewas, dan Kedungbanteng. Kemudian wilayah Purwokerto Utara, Selatan, Barat, Timur, Kalibagor, Banyumas, Somagede, Sumpiuh, dan Tambak.
“Total ada 48 desa yang tersebar di 18 wilayah kecamatan di Banyumas, mengalami krisis air bersih,” katanya.
Budi mengimbau kepada masyarakat, untuk mewaspadai kondisi perubahan cuaca. Setelah beberapa bulan mengalami kekeringan, kemudian guyuran hujan. Maka potensi bencana saat musim hujan perlu jadi kewaspadaan.
“Masyarakat kami imbau untuk mewaspadai potensi bencana pasa kondisi peralihan musim seperti saat ini,” kata dia.