Dengan kondisi dan cuaca seperti ini, masyarakat hendaknya dapat memahami isyarat bencana. Sehingga jika terjadi bencana, sudah tanggap dan siaga. Dengan begitu maka risiko bencana dapat diminimalisir.
Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono mengatakan, bencana alam datang bukan atas kehendak manusia, sehingga kewaspadaan masyarakat harus ditingkatkan untuk mencegah terjadinya korban jiwa saat bencana datang.
“Untuk itu, setiap warga harus Elwasi, Eling, waspada lan siaga,” kata Bupati Banjarnegara saat memberikan bantuan sosial kepada kepala keluarga yang terdampak musibah tanah bergerak di Desa Desa Mlaya, Kecamatan Punggelan, Selasa (27/10/2020).
Menurutnya, wilayah Banjarnegara khususnya daerah atas merupakan zona merah rawan longsor. Masyarakat pun harus tahu dan mempelajari tanda alam terjadinya longsor, sebab biasanya sebelum bencana datang memiliki tanda alam.
“Kita bisa meniru negara Jepang. Jepang adalah negara rawan bencana, namun masyarakatnya selalu eling, waspada dan siaga serta tanggap akan bencana. Kalaupun terjadi bencana, kerugian bisa diminimalisir,” katanya.
Pada kesempatan tersebut Bupati menyalurkan bantuan sosial (bansos) sebesar Rp 10 juta dari APBD kabupaten, masing-masing untuk lima KK yang rumahnya rusak akibat bencana tanah bergerak beberapa waktu lalu. Bantuan secara simbolis diterima oleh Ridwan, mewakili warga penerima manfaat.
Sementara itu, kepala BPBD Kabupaten Banjarnegara Aris Sudaryanto mengajak masyarakat meningkatkan kewaspadaan, terutama di musim penghujan sekarang ini.
Untuk menghadapi berbagai bencana baik bencana alam, bencana non-alam hingga bencana sosial, diperlukan upaya penanggulangan bencana secara terpadu.
“Pemerintah Daerah melalui BPBD mempunyai tanggung jawab dan wewenang dalam penanggulangan bencana. Namun kami juga membutuhkan sinergi dari desa dan masyarakat. Maka peran relawan Destana hingg Hansip yang ada di desa sangat penting, mari kita bersatu siaga bencana,” katanya.
Kepala Desa Mlaya Wiwi Susanti, mengucapkan terima kasih atas perhatian pemerintah pada desanya. Dirinya sadar, Desa Mlaya dan sekitarnya termasuk salah satu titik rawan bencana, khususnya tanah bergerak.
“Kami mohon bantuan agar ketahanan bencana di desa kami yang sudah terbangun bisa maksimal. Tahun 2018 kita juga mendapatkan bantuan pelatihan dari BPBD Propinsi dan kabupaten,” katanya. (oel)