Nusawungu, serayunews.com
Camat Nusawungu, Agus Supriyono mengatakan, sekitar 750 hektare tanaman padi terancam gagal panen atau puso. Lahan persawahan yang terancam gagal panen tersebut, masuk dalam delapan desa yang meliputi Desa Klumprit, Kedungbenda, Karangsembung, Banjareja, Nusawungu, Nusawangkal, Jetis dan Purwodadi.
“Total ada delapan desa yang terkena banjir, hampir seluruh lahan persawahannya ikut terendam. Padahal padi sudah kuning, namun akhirnya membusuk,” katanya kepada serayunews.com, Kamis (24/3/2022).
Agus menjelaskan, bencana banjir kali ini disebabkan oleh curah hujan tinggi yang mengakibatkan sejumlah sungai tidak bisa menampung bertambahnya debit air. Di sisi lain, sungai besar seperti Kali Bodo juga disinyalir mengalami pendangkalan hebat.
“Kemudian diperparah dengan fenomena air laut pasang, sehingga aliran air dari Sungai Bodo tertahan di perairan muara sungai,” tuturnya.
Menurutnya, hingga saat ini masih ada beberapa titik yang tergenang banjir, meski ketinggian air sudah jauh menurun ketimbang pekan lalu. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan permakanan warga terdampak, pihak Dinas Sosial dan BPBD telah mendirikan dapur umum.
“Masih ada yang tergenang, tapi sangat sedikit. Alhamdulilah kemarin penyaluran bantuan untuk warga terdampak terbilang lancar,” jelasnya.