SERAYUNEWS – Masa depan mobil bensin tampaknya semakin suram berkat terobosan dari Korea Selatan. Peneliti dari Pohang University of Science and Technology (POSTECH) telah mengembangkan baterai silikon revolusioner untuk mobil listrik, yang mampu menempuh jarak hingga 1.000 km hanya dalam sekali pengisian daya.
Inovasi ini bukan cuma soal jarak tempuh yang jauh melebihi mobil listrik konvensional (rata-rata di bawah 800 km), tapi juga potensi untuk mengguncang industri otomotif. Lalu, apa yang membuat baterai ini begitu istimewa?
Berbeda dari baterai lithium-ion standar, baterai ini menggunakan partikel silikon skala mikro, bukan nano, yang lebih murah dan mudah diproduksi. Silikon dikenal melimpah di bumi, tetapi masalahnya adalah material ini mengembang hingga tiga kali lipat saat diisi daya, lalu menyusut kembali.
Peneliti POSTECH mengatasi ini dengan gel polimer elektrolit yang diikat melalui radiasi elektron, menjaga stabilitas baterai. Hasilnya? Densitas energi 40% lebih tinggi dibandingkan baterai lithium-ion, memungkinkan mobil listrik melaju lebih jauh tanpa perlu sering ngecas.
Keunggulan baterai silikon ini bisa menjadi pukulan telak bagi mobil berbahan bakar minyak (BBM). Selama ini, keterbatasan jarak tempuh jadi salah satu alasan utama orang ragu beralih ke mobil listrik. Dengan jarak 1.000 km, kekhawatiran itu sirna.
Bayangkan, kamu bisa road trip dari Jakarta ke Surabaya tanpa perlu berhenti untuk mengisi daya! Ditambah lagi, biaya produksi yang lebih rendah berpotensi membuat mobil listrik lebih terjangkau, menyaingi harga mobil BBM yang kini bergantung pada bahan bakar fosil yang kian mahal.
Bagi anak muda yang peduli lingkungan, inovasi ini adalah kabar gembira. Mobil listrik dengan baterai silikon tidak hanya ramah lingkungan karena nol emisi, tetapi juga praktis untuk gaya hidup dinamis.
Selain itu, tren global menuju energi terbarukan makin kuat, dengan negara seperti Norwegia yang berencana melarang penjualan mobil BBM pada 2025. Indonesia pun tak ketinggalan, dengan rencana menghentikan mobil BBM pada 2040.
Inovasi ini menandakan babak baru dalam persaingan otomotif. Produsen mobil BBM kini harus berinovasi atau tertinggal. Sementara itu, tantangan seperti infrastruktur stasiun pengisian daya dan daur ulang baterai masih perlu diatasi.
Namun, dengan terobosan seperti ini, mobil listrik Korea Selatan bisa jadi pelopor masa depan transportasi. Apakah kamu sudah siap untuk beralih ke kendaraan listrik? Dengan baterai yang bikin BBM ketinggalan zaman, masa depan otomotif tampak semakin seru!