“Tadi pak Menko mengapresiasi ya, Jawa tengah lumayan, pergerakannya mulai ada beberapa kabupaten kota yang menguning. Hitamnya tinggal sedikit sebagian masih merah. Jadi artinya ada kemajuan lah,” kata Ganjar.
Ia mengucapkan terima kasih kepada jajaran Polda Jateng dan Pangdam IV Diponegoro yang membantu dan terus melakukan pendisiplinan baik di jalan maupun di pusat keramaian.
Meski sudah mengalami penurunan, gubernur tidak berpuas diri. Ia menilai akan lebih baik lagi jika kepala daerah di wilayahnya mendorong camat, lurah hingga kades untuk turut membantu sosialisasi, sehingga pergerakan bisa dikurangi hingga level terkecil.
“Kawan-kawan kades saya ajak berikan penjelasan informasi PPKM Darurat kepada warganya untuk kurangi pergerakan. Kalau itu bisa dikunci pada level bawah maka kemungkinan itu akan bisa membantu (menekan) pergerakan itu dan memang nggak boleh bosen sosialisasinya,” ujarnya
Selain itu, pergerakan di wilayah pabrik hingga kawasan industri juga mendapat sorotan.
“Makanya kemarin kita minta APINDO untuk ikut ngobrol sama kita bagaimana mengelola itu, Karena faktanya diberikan oleh pak Luhut tadi, ada beberapa daerah yang kalau malam lampunya masih terang. Itu menunjukkan kalau pergerakan itu betul-betul terjadi. Nah ini yang kita kurangi,” tutur Ganjar.
Ia akan berkoordinasi ditingkat hulu yakni dengan para CEO atau direktur untuk benar-benar menaati aturan PPKM Darurat.
“Maka saya minta bantuan dari para CEO direktur perusahaan, kalau kritikal ya kritikal, kalau esensial esensial, nggak perlu ada ketidakbenaran informasi lah. Jadi biar kita nanti bisa membantu kelancarannya,” ucap Ganjar.
Sebab, hingga hari ini Ganjar menerima banyak laporan bahwa masih ada perusahaan atau industri lainnya yang berjalan namun tidak sesuai dengan kebijakan di masa pandemi.
“Saya khawatir yang tidak esensial nanti diesensialkan, yang (tidak) kritikal dikritikalkan, akhirnya terjadi nanti pergerakan massanya juga banyak dan kami mendapatkan laporan itu,” tegasnya.