SERAYUNEWS– Meski sudah bubar, lawakannya masih bertahan, menjadi genre tersendiri, hingga kita pun sering mengucapkan, “Srimulat banget, sih.”
Srimulat memang bukan sekedar komedi. Kreativitas, kerja keras, nilai kekeluargaan, dan semangat pantang menyerah menjadi kunci sukses kelompok ini dalam berkarya hingga lebih dari lima dekade.
Museum Srimulat resmi dibuka untuk umum di Bumiaji, Kota Batu, Jawa Timur, Kamis petang, 8 Agustus 2024.
Tanggal dan bulan tersebut sengaja dipilih untuk mengenang kelahiran Teguh Slamet Rahardjo, pimpinan rombongan sandiwara komedi beranggotakan ratusan orang itu pada 8 Agustus 1926.
Sangat wajar jika kemudian dibuat Museum Srimulat, sebagai upaya mengabadikan warisan budaya Indonesia dengan salah satu ikon komedi paling legendaris: Srimulat.
Tempat ini menjadi cagar budaya yang tak ternilai karena Srimulat adalah nama yang membawa tawa dan keceriaan bagi generasi Indonesia selama puluhan tahun.
“Maksud pendirian tempat ini adalah untuk mengenang dan menghormati kontribusi tak terlupakan para seniman dan komedian yang menjadi bagian dari perjalanan panjang komedi Indonesia. Museum Srimulat kami harap menjadi rumah warisan kreatif dan kejenakaan yang tak terlupakan,” kata Marketing Museum Srimulat, Ika Welas Lestari (8/8/2024).
Di dalam museum ini ada berbagai tempat yang bisa pengunjung eksplor. Pameran Srimulat Legend merupakan wahana nostalgia berisi kostum, alat musik, properti panggung, dan benda bersejarah lain saat era kegemilangan Srimulat.
Foto-Foto lama personil Srimulat, baik saat pentas di atas panggung maupun di kala santai di balik panggung.
Selain itu, ada juga kaset rekaman pita, boneka kayu berwajah para anggota Srimulat, beberapa kostum yang pernah pelawak Srimulat pakai. Kemudian, ada surat-surat kabar yang memuat foto dan berita mereka.
Pemilik museum ialah kolektor bernama Yensen asal Surabaya yang juga pemilik Museum Ganesha di Hawai Waterpark Kota Malang.
Menurut Tarsan, pelawak yang bergabung Srimulat sejak 1979 ini, di daerah mana pun Museum Srimulat berada bagi dia tak masalah.
“Di Batu tak masalah. Tapi kalau di tiap kota membuka Museum Srimulat juga, ya, baik-baik saja,” katanya saat pembukaan museum.
Memang timbul pertanyaan kenapa museum tidak berada di Surabaya, kota penting bangkitnya Srimulat. Kenapa juga bukan Solo, Jakarta dan Semarang yang pernah Srimulat pakai untuk mengembangkan usahanya.
Museum buka setiap hari sejak pukul 10.00 WIB hingga 16.00 WIB. Pengujung bisa menikmati fasilitas di Museum Srimulat dengan harga tiket Rp 25 ribu.
Keberadaan museum Srimulat di Malang merupakan bukti ucapan Srimulat, hil yang mustahal pasti akan terjadi di dunia ini.
Melampaui itu, museum ini merupakan bukti Srimulat tetap hidup di hati rakyat, Srimulat Never Wassalam.***(Kalingga Zaman)