CILACAP,SERAYUNEWS.COM-Hingga Sabtu (15/7/2017) sore, pencarian satu anak buah kapal (abk) KM Berkah Melimpah Jaya 2 belum membuahkan hasil. Hari Kartona (30) warga jalan Cempaka RT 03 RW 03 Kelurahan Sidakaya Kecamatan Cilacap Selatan, tak bisa menyelamatkan diri dalam kecelakan laut yang terjadi di perairan selatan Kebumen. Selain tim dari Basarnas Pos SAR Cilacap, pencarian korban melibatkan berbagai potensi SAR, diantaranya sejumlah paguyuban nelayan, Polair Kebumen, AL Kebumen dan sejumlah pihak lainnya.
“Kondisi cuaca gelombang tinggi dan medan pencarian berada ditengah laut sehingga pencarian dilanjutkan besok,” kata Koordinator Basarnas Pos SAR Cilacap, Mulwahyono saat dihubungi serayunews.com, Sabtu (15/7/2017).
Bahkan, Nakoda KM Berkah Melimpah Jaya, Subadri juga ikut dalam pencarian itu. Padahal kondisi fisik dan psikis Subadri tidak memungkikan pasca kecelakaan laut yang terjadi pada Kamis (13/7/2017) malam. Subadri kembali melaut pasca 19 abk yang selamat, tiba di Dermaga 3 Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap (PPSC) pada Jumat (14/7/2017) sore. Ia berangkat bersama tim Basarnas Pos SAR Cilacap.
“Saya merasa bertanggungjawab terhadap abk saya yang belum ditemukan,” ungkapnya kepada serayunews.com
Kapal tujuan Kupang, Nusa Tenggara Timur itu berangkat pada Kamis (13/4/2017 siang sekitar pukul 11.00 WIB. Sesampainya di perairan selatan Kebumen sekitar pukul 19.20 WIB Kamis (13/4/2017) malam, kapal pencari ikan dan cumi itu terhempas gelombang tinggi. 19 abk selamat, sementara satu orang dilaporkan hilang. Dari kejadianitu, dua kapal berukuran sedang yang berangkat dari PPSC Cilacap menuju lokasi kejadian untuk menyusul mereka. Satu kapal digunakan untuk mengevakuasi abk, satu kapal lainnya menarik KM Berkah Melimpah Jaya 2.
Berlabuh di Dermaga sekitar pukul 15.00 WIB, KM Colombia 2 menjemput 19 abk yang selamat. Tangis haru pecah saat para abk bertemu keluarganya. Bahkan, sejumlah pemuda bertampang beringas nan sangar tak kuasa menahan tangisannya saat bertemu bapak mereka. Terlebih lagi para kaum ibu yang menanti suami atau anak mereka yang selamat.
Sesampainya di RSUD Cilacap seluruh abk duduk diselasar ruang IGD. Anggota Basarnas Pos SAR Cilacap mulai mendata satu persatu, sesuai dengan manifest keberangkatan kapal. Mereka duduk terdiam dengan tatapan kosong. Beberapa diantaranya tampak kebingungan. Trauma masih terlihat membekas di raut wajah mereka, setelah bertarung antara hidup dan mati selama 12 jam. Sejak kapal terhempas gelombang pada Kamis malam, KM Colombia 2 yang menjemput mereka tiba pukul 09.00 WIB pada Jumat (14/7/2017) pagi. Semalam suntuk mereka bertahan terombang ambing gelombang tanpa perbekalan.
Seperti para abk lainnya, Agus Nasianton juga terlihat pucat. Warga jalan Kalisabuk Kelurahan Donan Kecamatan Cilacap Tengah ini mengaku bersyukur bisa selamat dari kejadian itu. Padahal, lelaki berumur 35 tahun ini tidak bisa berenang. Saat gelombang tinggi menghempas kapal, Agus sedang berada di ujung geladak.
Selama bertahan usai gelombang menerjang kapal, bapak tiga anak ini terus berpegangan pada pinggiran kapal. Hingga kapal penyelamat datang sekitar 12 jam kemudian, Agus bersama abk lain bertahan tanpa makan dan minum, apalagi tidur.
Gelombang tinggi, kata dia, menerjang lambung kanan kapal dua kali. Gelombang pertama kondisi kapal stabil, tetapi air mulai masuk ke bagian tengah dan dalam kapal. Kemudian datang lagi gelombang yang kedua, air masuk ke dalam kapal begitu cepat hingga ke ruang mesin.
“Dalam sekejap kondisi sekitar langsung gelap. Saya terus berdoa semalaman. Hanya kebesaran Sang Kuasa yang menyelamatkan kami,” ujarnya.
Sementara itu, gelombang tinggi masih berpeluang terjadi dalam beberapa hari kedepan. Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap, mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi.
Kepala Kelompok Teknisi BMKG Cilacap, Teguh Wardoyo menjelaskan, kondisi tersebut terjadi di perairan Cilacap, Kebumen, Purworejo dan Yogyakarta atau selatan Jawa Tengah. Tinggi gelombang berpeluang mencapai 4 hingga 6 meter. Kondisi tersebut diprakirakan masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan meskipun tinggi gelombangnya fluktuatif. Namun berdasarkan data prakiraan, tinggi gelombang maksimum mencapai enam meter
“Kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi yang diprakirakan akan berlangsung hingga satu pekan ke depan,” jelasnya.
Lebih lanjut dijelaskan, peningkatan tinggi gelombang itu disebabkan pengaruh daerah pusat tekanan tinggi di Australia dan daerah pusat tekanan rendah di Samudra Hindia barat daya Sumatera. Dua daerah tekanan tinggi di Australia masing-masing sebesar 1.026 milibar dan 1.029 milibar, sedangkan daerah tekanan rendah di Samudra Hindia barat daya Sumatera mencapai 1.006 milibar. Perbedaan tekanan yang mencapai 20-23 milibar itu mengakibatkan terjadinya peningkatan kecepatan angin dari daerah tekanan tinggi menuju daerah tekanan rendah yang berdampak pada peningkatan tinggi gelombang di perairan selatan Jateng dan DIY.
“Kepada para nelayan atau pengguna transportasi laut dihimbu untuk meningkatkan kewaspadaan saat melaut karena gelombang tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu. Kemudian untuk para wisatawan yang berkunjung ke pantai, untuk tidak mandi atau berenang di pantai terutama wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas,” tegasnya.
Baca Juga :