Cilacap, serayunews.com
Wakil Direktur Bidang Umum dan Keuangan RSUD Cilacap Hasanuddin mengatakan, kebutuhan oksigen meningkat sejak banyaknya pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD Cilacap, sehingga menyebabkan ketersedian oksigen lebih cepat habis. Untuk mengantisipasi menipisnya stok, kebutuhan oksigen dikirim dari produsen minimal sehari sebelum habis.
“Saat ini kapasitas tabung ukursn 1 M³ ada 37 tabung diperkirakan untuk 24 jam, tabung ukuran 6 M³ ada 68 tabung untuk 12 jam dan Liquid tabung sentral (besar) berukuran 4.900 M³ untuk sekitar 18 jam,” ujar Hasanuddinsaat dikonfirmasi, Senin (05/07/2021).
Hasanuddin mengatakan, pihaknya selalu mengupdate laporan ketersediaan oksigen di RSUD agar bisa dimonitor oleh Dinas Kesehatan dan stok selalu dilaporkan sebelum habis dalam 24 jam, sehingga oksigen segera dikirim oleh produsen oksigen yang telah jalin kerjasama.
“Dengan adanya pasien Covid dibandingkan dengan kondisi normal, oksigen pastinya lebih cepat habis, biasanya untuk kebutuhan perhari yang Luquid sekitar 1.350 sekarang termonitor mencapai 1.550 itu yang Liquid saja, belum yang tabung,” ujarnya.
Menurut Hasanuddin, untuk pemenuhan ketersediaan oksigen, RSUD Cilacap bekerjasama sama dengan PT Samator yang berlokasi di Kendal namun untuk distributornya ada di Kawasan Industri Cilacap (KIC).
“Untuk yang Liquid (cair) distribusi melalui pabrik di Kendal, didistribusi ke Tegal kemudian dikirim Ke Cilacap. Kemarin kita minta pengawalan dari PJR Tegal karena agar tidak terlambat. Sedangkan untuk oksigen yang tabung didistribusikan melalui kantor Samator di Kawasan Industri Cilacap (KIC),” ujarnya.
Ia menambahkan, jika dialam perkiraan Liquid yang dikirim dari produsen datang terlambat, maka pihaknya mengambil tabung sebanyak mungkin untuk dibawa ke RSUD Cilacap dan dimasukkan ke tempat sentral oksigen dengan alat yang dimiliki.
“Sistemnya kosong langsung kita pesankan, mudah-mudahan Samator ini sebagai produsen oksigen dan pemerintah bisa ikut mengawal agar pasokan ini bisa tetap produski sehingga tidak telat memasok,” ujarnya.
Selain itu menurutnya, ketersedian oksigen terbilang aman jika pihak Samator sebagai penyedia barang masih bisa produksi dan memenuhi kebutuhan. Serta pihakanya juga mengantisipasi keterlambatan pengiriman dengan model jemput bola atau mengambil tabung dengan armada sendiri.
“Pernah dulu stok tinggal satu jam mau habis, tetapi langkah kita langsung ambil tabung sendiri di KIC dan langsung dipasangkan untuk mengisi suplai oksigen sentral, karena tenaga lapangan yang ada terus monitor ketersediaan oksigen,” katanya.
Sementara itu, kebutuhan oksigen meningkat disebabkan sebagian besar pasien Covid yang dirawat membutuhkan bantuan oksigen. Menurutnya, kebutuhannya disesuaikan dengan tingkatan gejalanya mulai dari sesak nafas, saturasi rendah hingga ke tingkat penggunaan ventilator.
“Ada yang belum pakai, tetapi sebagian besar menggunakan bantuan oksigen karena penyakit ini menyerang paru-paru,” ujarnya.