SERAYUNEWS-Sarasehan Kebangsaan yang digelar di Pendopo Dipokusumo, Minggu (23/6/2024) malam berlangsung semarak. Kolaborasi pembacaan puisi, pentas tari dan juga paduan suara di sela acara membuat acara yang berlangsung hingga larut malam itu semakin menarik.
Ketua Dewan Kesenian Purbalingga (DKP) Trisnanto Budidoyo bersama Agustvav Triono tampil membacakan puisi “Pancasila dalam Jiwaku”. Bait-bait puisi tersebut meresap ke sanubari hadirin yang datang mengikuti perhelatan yang dilaksanakan dalam rangkaian Bulan Pancasila.
“Pancasila pelita dalam kegelapan, penerang dalam perjalanan bangsa, menjadi obor bagi rakyatnya, menjadi bara bersama. Menopang kokoh bangunan bangsa. Pancasila, nada-nada dalam silanya terdengar merdu,” diucapkan secara bergantian oleh pegiat seni yang juga tergabung dalam Komunitas Teater Sastra Perwira (Katasapa) tersebut.
Sarasehan Kebangsaan dibuka oleh Bupati Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi). Hadir dalam acara tersebut Ketua DPRD Purbalingga HR Bambang Irawan dan jajaran pejabat di Pemkab Purbalingga. Hadir pula Rektor Universitas Perwira Purbalingga (Unperba) Eming Sudiana. Tiga orang pembicara mengisi sarasehan. Masing-masing Iskatrinah (Pembantu Dekan II Unwiku) sekaligus mahasiswa BPIP) menyampaikan materi Internalisasi dan Aktualisasi nilai-nilai Pancasila untuk kesejahteraan masyarakat Purbalingga.
Kamson (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNPERBA) menyampaikan materi Wawasan Kebangsaan. Supriyono (Ketua KBM Purbalingga) menyampaikan materi Kebhinekaan dalam Bingkai NKRI.
Sebanyak 300 peserta hadir dalam sarasehan tersebut masing-masing dari anggota Karang Taruna, Gerakan Mahasiswa Nasionalis Indonesia (GMNI), mahasiswa Unperba dan Keluarga Besar Marhaenis (KBM) serta Purna Paskibraka Purbalingga.
“Saya berharap kegiatan ini akan memperkuat pemuda agar tidak tercuci otaknya ke paham intoleran. Satu satunya cara agar tidak terpengaruh paham intoleran, di-brainwashed paham ekstrimis/radikal, caranya cuma satu yaitu dengan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila,” kata Bupati Tiwi saat memberikan sambutan
Bupati Tiwi mengakui, paham intoleran/ ekstrimis/ radikal saat ini menjadi ancaman bangsa. Paham ini memiliki indikasi ingin mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi lain. Paham tersebut tidak menghargai adanya perbedaan, merasa pahamnya paling benar, dan ingin mengoyak persatuan dan kesatuan dalam wadah kebhinnekaan.
“Paham paham ini sudah masif luar biasa masuk ke lingkungan intelektual. Lingkungan sekolah, kampus, bahkan birokrasi aparatur abdi negara,” lanjutnya.
Oleh karena itu di Juni yang dicanangkan sebagai Bulan Pancasila ini, Pemkab Purbalingga menggelar berbagai kegiatan untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila. Mulai dari Pancasila Youth Camp dengan sasaran pelajar (Forum OSIS), Sarasehan Kebangsaan khusus ASN Pemkab Purbalingga serta Sarasehan Kebangsaan khusus pemuda ini.
“Malam ini peserta sarasehan adalah tokoh pemuda. Karena pemuda ujung tombak masa depan bangsa. Tujuannya membangkitkan kembali pemahaman dan arti penting Pancasila serta meningkatkan kecintaan terhadap Pancasila sebagai ideologi bangsa,” tandasnya.