SERAYUNEWS– Tak hanya hujan air yang mengguyur acara pembukaan Olimpiade Paris 2024 pada Sabtu (27/7/2024) dini hari. Hujan kritik pun mendera.
Salah satu segmen acara, yakni parodi Perjamuan Terakhir oleh sekelompok waria, orang anggap menghina umat Kristen.
Sebuah pertunjukan kontroversial di upacara pembukaan Olimpiade Paris menampilkan 18 waria yang berpose di belakang meja panjang, menyerupai cara Yesus dan Dua Belas Rasul dalam lukisan Perjamuan Terakhir karya Leonardo da Vinci.
Parodi yang menampilkan pengganti Yesus dan para pengikutnya dengan kostum waria, banyak oran anggap tidak menghormati momen sakral dalam agama Kristen.
Perjamuan terakhir merupakan salah satu momen sakral bagi umat Kristian, makan malam terakhir Yesus bersama para pengikut-Nya sebelum Ia dikhianati dan ditangkap.
Pembawa acara radio Clint Russell menyebut penampilan tersebut sebagai keterlaluan, dan menilai upacara pembukaan seolah-olah mengejek keyakinan 2,4 miliar umat Kristen di seluruh dunia.
“Ini gila. Membuka acara Anda dengan mengganti Yesus dan para pengikutnya pada Perjamuan Terakhir dengan laki-laki berpakaian perempuan. Ada 2,4 miliar umat kristen di bumi dan tampaknya Olimpiade ingin menyatakan dengan lantang kepada mereka semua, sejak awal tidak diterima,” tulis Russell.P
Pihak penyelenggara Olimpiade Paris 2024 berusaha menjelaskan bahwa pertunjukan tersebut merupakan interpretasi dari Dewa Yunani Dionysus dan bukan untuk menghina. Namun, penjelasan ini tampaknya tidak meredakan kemarahan yang meluas.
Selain soal penistaan agama, secara tidak langsung Prancis juga ingin mempromosikan hak-hak LGBT lewat pertunjukan parodi yang para waria perankan.
Sejak tahun 2008, Prancis sudah meluncurkan kampanye pertama untuk dekriminalisasi universal homoseksualitas, dengan deklarasi di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa. 66 Negara menandatangani deklarasi tersebut.
Sebagai pelopor di bidang ini, Prancis terus memobilisasi jaringan diplomatiknya dan mengadvokasi, di Uni Eropa dan badan-badan internasional seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk pengakuan dan perlindungan hak-hak LGBT.
Terlebih saat ini, Prancis memiliki PM yang terbuka menyatakan diri gay. Presiden Prancis Emmanuel Marlon pada Januari 2024 menunjuk Gabriel Attal sebagai perdana menteri baru. Menteri Pendidikan berusia 34 tahun ini menjadi perdana menteri Prancis termuda.
Gabriel selain menjadi Perdana Menteri termuda Prancis, ia telah secara terbuka menyatakan diri gay. Ia mengatakan hal itu tak lama setelah bergabung dengan pemerintah di 2018.
“Gabriel Attal secara terbuka menyatakan diri sebagai gay tak lama setelah bergabung dengan pemerintahan pada tahun 2018 dan mengumumkan hubungannya dengan … Stéphane Séjourné,” tulis Politico.
Saat menjadibmenteri pendidikan, Attal mengumumkan larangan pemakaian abaya di ruang kelas. Menurutnya pakaian yang sebagian besar umat Islam kenakan itu menguji sekularisme di sekolah negeri.
Ayah Attal, Yves, adalah keturunan Yahudi Tunisia yang bermigrasi di Perang Dunia II. Dalam profil Le Monde, ia tumbuh besar sebagai seorang Kristen Ortodoks oleh ibunya yang berasal dari Rusia.***(Kalingga Zaman)