SERAYUNEWS– Ekonomi kerakyatan bakal digalakkan oleh pasangan calon presiden dan calon wakil presiden (capres – cawapres) nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Prabowo-Gibran akan menggalakkan ekonomi kerakyatan salah satu memakai cara jitu secara matang agar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa tumbuh subur di Indonesia.
Keberpihakan pada ekonomi kerakyatan dari Prabowo-Gibran adalah dalam rangka melanjutkan estafet Ekonomi Kerakyatan era Presiden Joko Widodo. Karena keberpihakan itulah, nama Prabowo-Gibran semakin naik daun di hati masyarakat.
Ekonomi Kerakyatan adalahh salah satu program utama Prabowo-Gibran pada masa kampanye Pemilu Presiden 2024. Prabowo-Gibran akan memberikan bantuan dan insentif untuk membuka usaha melalui Gerakan Ekonomi Kerakyatan. Caranya, membangun pusat kewirausahaan di tingkat kabupaten untuk memperkuat produk-produk UMKM.
Mengapa harus UMKM? UU No. 28/2008 tentang UMKM, menyatakan bahwa UMKM merupakan sektor yang menggerakkan perekonomian kerakyatan. Karena itu, untuk mendukung peran strategis UMKM tersebut perlu adanya pemberdayaan UMKM secara komprehensif.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Gerindra, Sudaryono, mengungkapkan dasar utama penguatan konsep produk-produk UMKM sebagai pilar Ekonomi Kerakyatan karena tertuang pada Asta Cita nomor 3. Isinya adalah meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, dan melanjutkan pengembangan infrastruktur.
“UMKM merupakan salah satu pilar ekonomi kerakyatan yang penting dalam penyediaan lapangan kerja dan pengurangan pengangguran, sekaligus mampu menanggulangi kemiskinan,” kata Sudaryono yang juga menjadi Ketua Dewan Pembina Papera (Pedagang Pejuang Indonesia Raya), Selasa (12/12/2023).
Dia mengatakan, apalagi pasangan Prabowo-Gibran memiliki program pengentasan kemiskinan dengan penguatan perekonomian lokal melalui UMKM.
Sementara, terkait memajukan ekonomi kerakyatan di era digitalisasi saat ini, tentu akan bergesekan dengan pengusaha atau pedagang tradisional atau konvensional. Namun Sudaryono menjelaskan Prabowo-Gibran sudah mengantongi solusinya agar pasar tradisional bisa tetap bersaing di era digital.
Menurut Sudaryono faktor utama banyak masyarakat saat ini menyukai belanja online karena lebih hemat, aman, dan efisien waktu. Maka, Sudaryono menambahkan, perlu dilakukan percepatan revitalisasi pasar tradisional dari segi infrastuktur dan sarananya.
Tujuannya, kata dia, agar masyarakat banyak khususnya generasi milenial dan Gen Z juga tertarik untuk berbelanja di pasar tradisional. Karena saat ini pasar tradisional identik dengan kumuh dan sarang kriminalitas.
“Tujuan utama revitalisasi, yaitu memperbaiki struktur manajemen dan tata kelola pasar untuk mendorong pasar tradisional agar memiliki nilai saing serta berkompetensi dalam pengembangan yang dapat dilakukan, sesuai dengan perencanaan menyeluruh kedepannya,” ucap Sudaryono.
Sudaryono menambahkan jika revitalisasi pasar tradisional ini sangat baik bagi para pedagang di sebuah pasar selama itu dapat mengakomodir proses dan sistem transaksi penjual dan pembeli.
“Bahkan bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman sebagai pusat pertemuan antara penjual dan pembeli,” tutur Sudaryono yang ternyata juga masih menjabat Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI).
Akan tetapi Sudaryono berpesan agar revitalisasi pasar tradisional sebagai penopang ekonomi kerakyatan harus dipantau dengan baik. Jika perencanaan yang kurang matang dan tata kelola pasar yang buruk baik itu dari sisi management, penata kelolaan penjual dan pembeli, justru akan menjadi bumerang.