SERAYUNEWS – Baru-baru ini harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng bersubsidi Minyakita mulai dinaikan oleh Kementerian Perdagangan (Kemenag). Dari semula harga Rp14 ribu per liternya sekarang mencapai Rp15.700 per liter. Dengan kenaikan harga tersebut, pedagang di pasar tradisional Purwokerto mengaku enggan mengambil stok minyak subsidi pemerintah tersebut terlalu banyak.
Tati (41), pedagang sembako di Pasar Cermai Purwokerto mengaku dengan kenaikan harga minyakita pembeli sudah mulai berkurang. Pembeli, katanya, lebih memilih minyak goreng merek terkenal yang lebih mahal sedikit. “Harga minyakita sama minyak goreng lain itu bedanya cuman Rp1 ribu sampai Rp 1.500. Jadi pada milihnya ke minyak lain,” kata dia, Kamis (11/7/2024).
Menurut Tati, meski harga minyakita cukup murah, namun dari informasi para pembeli ketika minyakita digunakan justru kualitasnya cepat menurun dibandingkan minyak lainnya. “Apalagi warnanya kan lebih gelap kemerahan gitu. Kata pembeli si kalau digunakan untuk menggoreng cepet habis minyaknya,” ujarnya.
Dengan adanya kondisi tersebut, Tati mengaku saat ini tidak berani mengambil stok minyak kita terlalu banyak. Karena, ditakutkan tidak laku atau jutru lakunya terlalu lama. “Biasanya itu saya beli satu lusin, kurang dari seminggu habis. Sekarang lebih daris eminggu belum habis,” kata dia.
Senada juga diungkapkan oleh Riyano (54), pedagang sembako Purwokerto. Dia mengaku jika setelah adanya kenaikan tersebut pembelian minyak goreng milik Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan tidak lagi menjadi pilihan pembeli. “Rata-rata sudah beralih ke minyak bermerek lain. Ya mungkin harganya jadi naik itu, walau naiknya Rp 1.000 lebih tetapi kan buat para pedagang itu sudah besar,” ujarnya.