
Pandemi Covid-19 yang melanda selama delapan bulan hampir meluluhlantakkan semua sendi kehidupan. Semua aktivitas masyarakat terpaksa dibatasi, terutama aktivitas sosial bersama kolega. Pembatasan dilakukan demi mencegah penyebaran virus baru asal Wuhan ini.
Keterbatasan melakukan berbagai aktivitas di tengah pandemi tidak membuat para pegiat sastra Banyumas mandek dalam berekpsresi dan menelurkan karyanya. Hal itu seperti yang dilakukan Komunitas Orang Pinggiran Indonesia (KOPI) yang berkolaborasi dengan Satria Publisher. Di tengah kondisi serba terbatas ini, mereka tetap berkarya dan menghasilkan dua buku antologi.
Tepatnya di Desa Kracak Kecamatan Ajibarang, mereka berkumpul dengan menerapkan protokol kesehatan sesuai standar WHO. Dua buku berhasil diluncurkan sembari memperingati sumpah pemuda. Sebanyak dua buku tersebut di antaranya buku Antalogi Puisi Sastra Pinggiran 2 dan Antalogi Nyanyi Sunyi. Selain itu juga ada tujuh buku terbitan Satria Publisher.
Bait demi bait puisi dilantunkan dengan indah. Kata-kata indah yang tersusun rapi dan sarat makna terlontar dengan semangatnya. Seakan, mereka ingin menyuarakan kegembiraannya, bertemu kawan setelah lama tidak bertemu dan kreativitas yang tidak terbendung di tengah kondisi serba terbatas.
Presiden Geguritan Banyumas, Wanto Tirta mengatakan selain memperingati hari Sumpah Pemuda dan merayakan Bulan Bahasa, pihaknya juga ingin menggemparkan kegiatan literasi. Selain itu, katanya, menyemarakkan kegiatan menulis dan mendekatkan puisi pada kaum muda.
Pria yang akrab disapa Kang Wanto ini mengaku bahagia dan bangga karena generasi muda masih masih tertarik dengan dunia literasi terutama puisi. Terbukti dengan antusiasme anggota KOPI, para pecinta puisi, dan sastrawan muda menantikan kehadiran kedua buku tersebut.
“Para pegiat sastra Banyumas memang luar biasa, karena mereka yang bisa mengajak semakin banyak orang mencintai kepenulisan, mencintai puisi,” kata dia.
Sementara itu, Ketua Komunitas Sastra Pinggiran Banyumas, Trisnatunabuyafi Ratna Atmaja, berharap dengan diluncurkannya kedua buku tersebut dapat menggelorakan semangat literasi di Banyumas. Selain itu juga untuk mengabadikan kejadian serta peristiwa yang terjadi selama pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia dan dunia.
“Semoga Corona cepat sirna dari buana. Kita harus tetap berkarya walaupun ada corona,” katanya.