Bupati Banyumas, Achmad Husein menargetkan prevalensi stunting 14 persen pada tahun 2024. Target tersebut, akan mungkin tercapai jika organisasi pemerintah daerah (OPD) dan stakeholder terkait bekerjasama dengan baik dalam merumuskan target tersebut.
Purwokerto, serayunews.com
Bupati meminta seluruh OPD dan stakeholder terkait, untuk bisa merumuskan target tersebut.
“Saat ini masih 21,6 persen artinya setiap tahunnya harus berhasil minimal 2,5 persen, untuk menuju tahun 2024 di angka 14 persen,” ujar Bupati, saat menghadiri Rembuk Stunting tingkat Kabupaten Banyumas, di Hotel Surya Yudha, Selasa (24/5/2022).
Husein menambahkan, setelah adanya acara rembuk stunting tersebut juga harus ada progres yang dapat tercapai, serta laporan setiap bulannya terkait angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) dan ada program penanganan yang serius mengantisipasi hal tersebut.
Kepala Bapeddalitbang Kabupaten Banyumas, Kristanta mengatakan, saat ini angka stunting di Banyumas masih cukup tinggi menyentuh angka 21,6 persen. Sehingga perlu adanya kerjasama semua pihak, agar memudahkan penanganannya.
“Jadi nanti ada penentuan desa lokus dengan 29 indikator sebagai penentu, desa lokus akan diampu oleh masing-masing OPD yang terlibat penanganan stunting,” kata dia.
Menurut Kristanta, kurangnya edukasi terkait KB, rendahnya ASI eklusif, belum semua balita mengikuti imunisasi lengkap, akses air bersih masih rendah, serta rumah tangga yang mengelola limbah masih rendah, hingga pernikahan di bawah umur yang masih tinggi, jadi sederet persoalan. Beberapa desa di wilayah Kecamatan Kebasen, Cilongok, Sumbang, Jatilawang, dan Ajibarang menjadi lokus stunting.