Pemkab Purbalingga menurunkan tim ahli dari perguruan tinggi untuk menangani dampak bencana alam tanah bergerak dan tanah longsor serta banjir di Kecamatan Karangreja. Hasil kajian tim ahli tersebut akan menjadi acuan untuk mengambil kebijakan terkait nasib warga terdampak bencana alam tersebut.
Purbalingga, serayunews.com
“Kami sudah berkoordinasi dengan tim ahli dari Unsoed Purwokerto. Mereka akan melakukan kajian dan penelitian terkait tanah bergerak dan tanah longsor yang melanda Desa Siwarak dan Desa Tlahab Lor Kecamatan Karangreja. Hasil kajian akan kita jadikan acuan untuk penanganan selanjutnya,” kata Bupati Purbalingga Dyah Hayuning Pratiwi (Tiwi), saat mengunjungi warga terdampak bencana alam di Kecamatan Karangreja, di posko pengungsian, Rabu (26/10/2022) malam.
Dalam kesempatan tersebut Bupati Tiwi juga meminta agar warga yang ada di pengungsian bersabar. Mereka diminta tetap tinggal disana hingga kondisi benar-benar aman. Jika memang memungkinkan mereka bisa kembali lagi ke rumah.
“Kita tunggu perkembangan kondisi selanjutnya. Karena saat ini curah hujan masih tinggi dan bencana susulan rawan kembali terjadi,” ungkapnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga, Umar Fauzi mengatakan bencana tanah bergerak dan tanah longsor terjadi di Desa Siwarak, Desa Tlahab Lor dan Desa Karangreja Kecamatan Karangreja.
Sebanyak 66 KK yang terdiri dari 209 jiwa warga Desa Siwarak mengungsi di tiga lokasi. Masing-masing 37 jiwa di TPQ Sidadadi, 146 jiwa di TPQ Miftahul Ulum dan 26 jiwa lainnya di rumah saudara. Sedangkan 40 KK yang terdiri dari 122 jiwa warga Desa Tlahab Lor mengungsi di TPQ Al Mukmin.
“Selanjutnya 13 KK yang terdiri dari 42 jiwa warga Desa Karangreja mengungsi di rumah saudara,” terangnya.
Pengungsi dalam keadaan sehat. Pemkab juga sudah mendirikan dapur umum di lokasi pengungsian. Sejumlah relawan dari berbagai organisasi diturunkan untuk membantu penanganan pengungsi termasuk di dapur umum.
“Menurut laporan bencana susulan masih berpotensi terjadi di Desa Siwarak dan Tlahab Lor. Sehingga disarankan warga untuk sementara tetap berada di pengungsian,” imbuhnya.