Purbalingga, serayunews.com
Pada akhir tahun 2022 lalu, Purbalingga telah berhasil meluncurkan 3 unit motor prototype motor listrik, BRALINK EV-1. Selanjutnya, akan lebih fokus ke konversi kendaraan dengan bahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan listrik berbasis baterai.
Sebagai upaya untuk pengembangan itu, Dinperindag Purbalingga akan menjalin koordinasi dengan berbagai steak holder. Baik Pemkab, Pemprov, Akademisi, tak terkecuali perusahaan besar yang bergerak di bidang serupa.
Kepala Tim Kerja, Yuszra Sabilla Suharto dalam kesempatan tersebut menyampaikan, tahun 2023 Dinperindag Purbalingga selain melanjutkan pengembangan prototype motor listrik BRALINK EV-1, juga akan fokus pada konversi kendaraan dengan bahan bakar minyak (BBM) ke kendaraan listrik berbasis baterai.
“Selain program lanjutan untuk BRALINK EV-1, kami juga akan melanjutkan kembali untuk roadmap pengembangan motor listrik tahap ke dua, yaitu konversi kendaraan konvensional ke kendaraan listrik berbasis baterai,” katanya.
Pekan ini, Tim Pemprov Jateng menyempatkan diri datang ke workshop assembling motor listrik Purbalingga yang berada di kompleks UPT Pengembangan Industri Logam (Pilog) Purbalingga. Rombongan terdiri dari bagian Bappeda, Disnaker, Dinas Pendidikan, dan Dishub.
Kunjungan kerja Pemprov Jateng, dalam rangka pembahasan Kendaraan Listrik (EV) Berbasis Baterai di Kabupaten Purbalingga. Kepala Dinperindag Provinsi Jawa Tengah, Arif Sambodo menyampaikan, Pemprov Jateng akan mendukung program pengembangan motor listrik di Purbalingga.
“Kami akan membantu untuk mengkomunikasikan program kemitraan dengan industri besar, membantu pelatihan, serta sertifikasi SDM dan bengkel konversi,” katanya.
Salah satu kendala yang dihadapi oleh Purbalingga, yakni mengenai legalitas dan sertifikasi kompetensi. Aan, salah satu anggota IKM yang bergerak di bidang konversi motor listrik mengatakan, selama ini kendala yang dihadapinya adalah bengkel miliknya belum memiliki sertifikasi.
“Kalau ada konsumen yang ingin dan tertarik untuk mengkonversi motornya menjadi motor listrik, pertama kali ditanyakan pasti apakah bengkelnya sudah memiliki sertifikasi atau belum, dan kebanyakan tidak jadi karena belum memiliki sertifikasi,” kata Aan.
Sementara itu, Asisten Ekonomi dan pembangunan Sekda Purbalingga, Agus Winarno menyampaikan, Purbalingga harus segera bergerak untuk menangkap peluang di industri motor listrik.
“Karena pengrajin knalpot di Purbalingga akan terpengaruh dengan kebijakan konversi ke motor listrik, Kalau kita tidak cepat menangkap peluang itu, maka nanti akan hilang. IKM diarahkan untuk bisa menjalin kemitraan dan menjadi supplier part motor listrik, di industri manufaktur besar,” katanya.