Cilacap, serayunews.com
Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Cilacap Saeful Hidayat menyampaikan bahwa pasca peninjauan bersama BBWS pada Kamis (14/10) lalu, pihaknya sudah kembali mengukur titik tanggul yang jebol dan menyerahkan desain tanggul daruratnya. Namun hingga kini belum ada tindakan dari BBWS.
“Untuk pelaksanaan saya mintanya segera, barangkali nanti ombak datang yang lebih besar kan kasihan masyarakat, tapi dalam waktu dekat BBWS akan datang kesini, kalau hari Senin (25/10) belum datang, saya akan koordinasi lagi kapan datangnya,” ujar Saeful.
Menurut Saeful, setelah dilakukan peninjauan dan pengukuran ada dua titik tanggul yang jebol dengan panjang 200 meter dan 300 meter (total 500 meter). Sedangkan desain tanggul darurat yang sudah diserahkan yakni menggunakan biobag (kantong berisi pasir) dan trucuk bambu, akan dibangun dengan alat berat.
“Kemarin desainnya mengunakan biobag kemudian diperkuat dengan trucuk bambu, yang penting cepat dan kuat untuk penanganan darurat. Tidak hanya warga, saya sendiri yang peduli dengan sumber daya air juga takut kedahuluan banjir rob air laut,” ujarnya.
Seperti diketahui, gelombang tinggi yang terjadi sejak awal bulan Oktober lalu mengkibatkan tanggul jebol dan menerjang puluhan kolam tambak serta mengikis Pantai Lengkong dan Kemiren sepanjang sekitar tiga kilo meter. Selain itu, air laut juga genangi area persawahan dan mengancam permukiman warga setempat.
“Yang paling penting tanggul darurat, Balai Besar nanti akan koordinasi pada tahap pelaksanaan tanggul darurat ke Dinas PSDA dan BPBD, nanti kita kumpul bersama anggaran yang dibutuhkan berapa,” ujar Saeful.