SERAYUNEWS – Pendopo si Panji memiliki sejarah serta tak hanya sekadar bangunan cagar budaya saja, tetapi mempunyai nilai-nilai mistis tersendiri.
Bagi warga Banyumas, pendopo ini menjadi salah satu benda pusaka yang mesti terus kita jaga dan hormati. Kini, pendopo tersebut terletak di Jalan Kabupaten, Kelurahan Sokanegara, Purwokerto, Kabupaten Banyumas.
Sebelumnya, pendopo tersebut berada di daerah kota lama Banyumas yang sekarang menjadi Kecamatan Banyumas. Jika menilik jarak tempuh dengan lokasi pendopo saat ini di Purwokerto yaitu sekitar 16,4 km.
Pendopo ini didirikan pada tahun 1582 oleh Kiai Adipati Wargautama II (Kiai Adipati Mrapat) sebagai Bupati Banyumas I.
Pendopo ini berfungsi sebagai pusat Pemerintahan Banyumas dan tempat tinggal Adipati beserta keluarga.
Selain itu, pendopo ini juga menjadi tempat pemujaan roh nenek moyang hingga tempat sidang DPRDS Kabupaten.
Awal mula pemindahan Pendopo si Panji berkaitan dengan kepercayaan di wilayah Banyumas, di mana pada saat itu sering terjadi banjir karena letaknya yang dekat dengan Sungai Serayu.
Kemudian, pada masa bupati pemerintahan KRAA Sudjiman Mertadiredja Gandasoebrata (7 Januari 1937) proses boyongan atau pindahan itupun sekaligus menjadi penanda perpindahan Banyumas ke Purwokerto.
Namun, proses boyongannya tidak semudah yang kita bayangkan. Pasalnya, Pilar si Panji tidak boleh menyeberangi Sungai Serayu. Padahal, jika melihat rute arah dari Kabupaten Banyumas ke Purwokerto mengharuskan untuk menyeberangi Sungai Serayu.
Lantaran begitu, proses pemindahan pilar si Panji pun tetap jadi dilakukan yakni dengan membawanya ke bagian hulu Sungai Serayu yang berada di Mata Air Bima Lukar wilayah Pegunungan Dieng.
Cerita mistis proses boyongan pendopo ini pun merupakan cikal bakal lahirnya budaya kirab Boyongan Replika Saka Guru si Panji.
Acara tersebut menjadi sebuah kegiatan yang menggambarkan peristiwa pemindahan pusat pemerintahan Kabupaten Banyumas menuju Pendopo si Panji Purwokerto.
***