SERAYUNEWS– Berbagai modus penipuan masih marak terjadi. Tak sedikit masyarakat menjadi korbannya. Mulai dari penipuan dengan memanfaatkan kebocoran data pribadi nasabah, scamming, hingga phishing scam dengan berbagai macam metode pencurian data informasi yang memungkinkan penipu meretas korban.
Kasus penipuan terbaru, jagat maya dihebohkan dengan unggahan tentang adanya pop up peringatan virus di aplikasi mobile banking BCA yang apabila notifikasi itu diklik, diyakini saldo akan terambil seluruhnya oleh peretas. Berita tersebut lantas membuat gempar warganet Indonesia.
Anggota Komisi XI DPR RI, Charles Meikyansyah mendorong perbankan dan penegak hukum untuk mempermudah penanganan kasus penipuan perbankan yang dialami masyarakat. Ia meminta penegak hukum dan pihak terkait tidak melihat besar kecil dana yang hilang dari korban, namun lebih kepada dedikasi melayani rakyat.
“Karena bisa jadi dana yang mungkin dianggap kecil untuk seseorang, tapi menjadi sangat besar dan berarti untuk orang lain. Penegak hukum dan pihak internal perbankan harus memiliki empati terhadap para korban penipuan. Jangan mempersulit penanganan kasus yang akan membuat korban semakin terbebani,” pintanya.
Pihaknya meminta masyarakat diberi pelayanan terbaik dan kemudahan, khususnya korban, karena untuk melihat informasi kebenaran dari transaksi keuangan kan tidak sulit. Selain itu juga beredar isu bahwa ada hacker yang mengaku telah mendapatkan dan menjual data nasabah kartu kredit salah satu bank swasta.
Disebutkan, data yang didapatkan oleh peretas itu disebut berupa alamat, email, hingga nomor telepon. Dengan berbagai fenomena kejahatan elektronik perbankan itu, Politisi Fraksi Partai NasDem itu juga mendorong perbankan menggiatkan sosialisasi kepada masyarakat.
“Dengan edukasi yang tepat, diharapkan masyarakat tidak mudah termakan isu hacker perbankan. Edukasi dan sosialisasi yang masif juga penting menyasar kalangan yang masih kurang dalam literasi digital. Negara juga harus hadir untuk memastikan keamanan siber bagi warganya,” harapnya dikutip dari laman DPR, Kamis (27/7/2023).
Menurutnya, kebocoran data pribadi merupakan hal yang sangat serius dan harus menjadi perhatian pemerintah, karena sangat merugikan masyarakat. Terkait penguatan sistem keamanan perbankan, hal itu harus dilakukan, agar dapat meningkatkan kepercayaan publik.
Tentunya melindungi masyarakat dari kasus-kasus penipuan, khususnya para nasabah dari masing-masing bank. “Sekarang ini banyak sekali modus-modus penipuan yang memanfaatkan aplikasi mobile banking lewat virus maupun malware atau teknis peretasan lainnya. Sistem keamanan perbankan harus lebih diperkuat,” ujarnya
Masyarakat juga harus lebih peka terhadap keamanan data pribadi. Selain itu, publik diminta mewaspadai aksi-aksi penipuan dan potensi peretasan data perbankan yang dengan mudahnya masuk ke gawai dengan berbagai teknik. “Masyarakat harus lebih aware lagi terhadap keamanan data pribadi,” pintanya.