Purbalingga, serayunews.com
Penyaluran BLT BBM subsidi di Kabupaten Purbalingga, mulai Jumat (16/09/2022) lalu. Sayangnya, seperti halnya Bansos lainnya, dalam pendistribusian warga menilai kurang tepat sasaran.
Di setiap wilayah, ada warga yang dinilai tidak pantas menerima, tapi justru namanya terdaftar. Begitu juga sebaliknya.
Kepala Desa Sangkanayu, Ali Nur Setiawan mengaku, banyak menerima keluhan dari warganya melalui pesan WhatsApp. Sebab, praktik di lapangan, data penerima tidak sesuai dengan yang ada.
“Sejak penyaluran BLT, WA banyak pesan berisi keluhan dan protes penyaluran BLT tidak tepat sasaran dan masih banyak warga miskin yang tidak menerima bantuan apa pun,” kata Ali, Senin (19/09/2022).
Di Desa Sangkanayu, setidaknya ada 700 penerima bantuan. Sedangkan prosentase yang tidak tepat sasaran sekitar 10 persen.
“Setidaknya ada sepuluh persen (yang tidak tepat sasaran, red),” ujarnya.
Menghadapi kondisi seperti itu, Ali mengaku tak bisa banyak berbuat. Bahkan untuk menjelaskan pun ternyata tidak mudah.
“Saya bingung dan tidak bisa berbuat banyak. Pasalnya data keluarga penerima manfaat, berasal dari pusat. Pihak desa hanya ketempatan dan memfasilitasi penyaluran BLT ke keluarga penerima manfaat,” katanya.
Kades Karangtalun, Kecamatan Bobotsari, Heru Catur Wibowo juga mengalami hal yang sama. Di wilayahnya ada 450 penerima. Namun, menurutnya ada sekitar 20 persen yang kurang tepat sasaran.
“Sepertinya seluruh kades di Indonesia mengalaminya, kondisinya sama,” kata Heru.
Tidak hanya melalui WhatsApp, warga juga menyampaikan keluhan secara langsung. Heru mengaku, hampir setiap hari sejak pencaian bantuan, ada saja yang datang ke kantor dan ke rumah, menanyakan alasan kenapa tidak mendapat bantuan.
“Bahkan sampai tadi malam, ada saja yang ke rumah,” ujarnya.
Diketahui, dana BLT sebesar Rp 300.000 untuk dua bulan, yakni September dan Oktober. Selain BLT, keluarga penerima manfaat juga menerima bantuan sembako senilai Rp200.000 yang rutin dibagikan setiap bulan.