Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap memprakirakan wilayah Cilacap dan Banyumas akan segera memasuki musim kemarau secara umum pada bulan Juni 2021. Sedangkan bulan April-Mei 2021 memasuki masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau.
Cilacap, serayumews.com
Kepala Teknisi Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan, kedatangan musim kemarau umumnya berkait erat dengan peralihan angin baratan (Monsun Asia) menjadi angin timuran (Monsun Australia).
Menurutnya, hasil pemantauan terhadap anomali iklim global menunjukkan kondisi La Nina diprediksi masih akan terus berlangsung hingga Mei 2021 dengan intensitas yang terus melemah.
“Tanda-tanda yang lain saat musim kemarau adalah cuaca yang cenderung cerah, kelembaban yang rendah, panas disiang hari dan suhu dingin di malam hari, curah hujan berkurang, sehingga berakibat terhadap kurangnya air tanah dan air bersih, serta kondisi lingkungan yang berdebu,” ujar Teguh, Kamis (01/04).
Menurutnya, pada bulan April-Mei 2021 ini, diprakirakan akan memasuki masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau (masa pancaroba) di Wilayah Cilacap, Banyumas dan sekitarnya.
“Sifat hujan musim kemarau untuk Kabupaten Cilacap normal, sementara untuk Banyumas normal hingga atas normal. Lama musim kemarau diprakirakan antara 7 hingga 13 dasarian. Puncak musim kemarau diprakirakan terjadi pada bulan Agustus 2021,” ujar Teguh.
Terkait dengan kondisi pancaroba dan musim kemarau, BMKG menghimbau dan mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi pada masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau sekitar bulan April – Mei 2021 seperti petir, angin kencang, puting beliung serta hujan lebat dengan waktu singkat yang berpotensi banjir dan longsor.
“Dihimbau melakukan upaya penyimpanan atau penampungan air hujan pada saat masa transisi sebagai antisipasi kekurangan air saat musim kemarau. Waspada potensi kebakaran hutan dan lahan menjelang dan pada saat puncak musim kemarau,” jelasnya.