SERAYUNEWS— Masyarakat Indonesia memegang prinsip anti komunis yang kuat sejak pertengahan tahun 1960-an. Trauma mendalam menyisakan stigma negatif terhadap komunisme.
Sangat menarik jika kemudian tersiar kabar Prabowo bersedia belajar dari Partai Komunis Cina (PKC). Hal tersebut sebagaimana terjemahan dari pernyataan Kemlu China yang kedutaan besarnya di Indonesia keluarkan, Senin (1/4/2024).
“Dia [Prabowo] mengapresiasi hasil yang dicapai rakyat Tiongkok yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping, bersedia belajar pengalaman Partai Komunis Cina, memperdalam pertukaran pengelolaan negara,” demikian pernyataan Kemlu Cina soal pertemuan Prabowo-Xi Jinping.
Berita ini jelas bertolak belakang dengan pernyataannya pada tahun 2019. Prabowo meminta agar masyarakat wapada karena dugaan komunisme masis eksis di tanah air.
Hal tersebut dia sampaikan pada acara bedah buku dan diskusi panel “PKI Dalang dan Pelaku Kudeta G30S/1965” di Gedung Lemhanas, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).
Prabowo berhalangan hadir tetapi sambutannya Rektor Unhan Letjen TNI Tri Legionosuko bacakan.
“Dengan demikian ideologi komunis dan gerakan komunisme di Indonesia patut diduga masih tetap eksis. Untuk itu kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya laten komunis,” kata Tri membacakan sambutan Prabowo.
Sebenarnya keinginan belajar dari Partai Komunis Cina (PKC) bukan hanya kali ini saja. Setidaknya ada lima partai yang sudah melakukannya, kesemuanya partai-partai besar, meliputi PDIP, Gerindra, Partai Demokrat, Golkar, dan bahkan PKS.
“Kita sudah banyak jalin kerja sama di Indonesia, saya harap dengan NasDem juga bisa bekerja sama. Walau ini bukan kunjungan resmi dari partai, tapi sudah membuka lembaran baru untuk kerja sama ke depan,” kata Deputy Director International Department of the Central Committee Communist Party of China, Zhang Xuyi.
Dia menyampaikan itu dalam pertemuan dengan Surya Paloh dan petinggi Partai NasDem lain di kantornya, di Beijing, Tiongkok (12/9/2014).
Untuk Golkar misalnya, Ketua Umum Airlangga Hartarto mengatakan kerja sama pertukaran kader politik sudah beberapa kali terjadi antara Golkar dengan PKC.
“Tentu selama ini sudah ada pertukaran kader partai politik untuk belajar di mana Partai Golkar mengirim kadernya ke China. Tentu dengan adanya Golkar Institute tadi dibahas untuk diperluas di dalam bentuk seminar baik yang offline maupun online melalui Golkar Institute,” kata Airlangga dalam konferensi pers usai bertemu delegasi Partai Komunis Cina di Kantor DPP Partai Golkar Jakarta (31/8/2022).
Partai Demokrat juga telah menandatangani Memorandum of Undestanding (MoU) dengan PKC guna memperkuat kerjasama kedua partai di masa depan.
“DPP (Dewan Pimpinan Pusat) Partai Demokrat kemarin menerima Partai Komunis Tiongkok di Kantor DPP PD. Keduanya juga bersepakat menandatangani Mou untuk mempererat kerja sama keduanya,” kata Ketua DPP Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf di Gedung di Jakarta (6/6/2011).
Sangat sulit untuk tidak mengkaitkan idelogi komunis dalam kerjasama tersebut. Lantas, apa kepentingan akrab dan belajar dari PKC ? *** (O Gozali).
